Bisnis.com, BANJARMASIN- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalsel Herawanto berharap, Provinsi Kalsel bisa serius dalam mengambil momentum perluasan implementasi program B20-B30 dari Pemerintah, untuk dapat mendorong geliat sektor perkebunan yang ada di Banua.
Hal tersebut diungkapkannya di sela kegiatan Seminar Ekonomi dan Bisnis dengan tema “Upaya Percepatan Hilirisasi Komoditi Unggulan Kalsel : Peluang Biofuel untuk Kebutuhan Energi Domestik”, Jumat (05/07/2019) di Aula Lantai 6 Gedung Perwakilan BI Provinsi Kalsel di Banjarmasin.
“Provinsi Kalsel harus segera mendorong perkembangan industri hilirisasinya di sektor perkebunan, khususnya untuk komoditas kepala sawit. Karena jika itu bisa direalisasikan, Kalsel tentu akan dapat menjadi bagian penting dalam rangka mensuplai kebutuhan kelapa sawit untuk dapat dijadikan biofuel sebagai alternatif bahan bakar yang digagas oleh pemerintah,” tegasnya.
Baginya hilirisasi industri di sektor perkebunan sangatlah penting agar kedepannya Provinsi Kalsel bisa lepas dari sektor pertambangan yang kini masih menjadi sektor penopang ekonomi utama.
Karena jika terus-terusan ditopang oleh sektor pertambangan, pada jangka menengah dan Panjang, ekonomi Provinsi Kalsel akan rentan mengalami masalah, khususnya jika terjadi dinamika dalam permintaan di pasar global.
“Saat ini memang minyak dari kepala sawit di Kalsel sudah diolah menjadi minyak goreng dan biodiesel. Nah ini tentunya perlu dikembangkan lagi hilirisasi industrinya agar kita bisa terus meningkatkan produksinya supaya bisa sejalan dengan program pemerintah dalam pengembangan program B20-B30,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel H Abdul Haris menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel untuk mencari sumber-sumber ekonomi alternative baru bagi Kalsel, tidak terkecuali di sektor perkebunan.
Baginya mencari sumber-sumber sektor alternatif baru sudah merupakan keharusan, karena Provinsi Kalsel tidak serta merta bisa teru-terusan mengandalkan sektor pertambangan untuk penopang ekonominya.
Karena itulah kini Pemprov Kalsel terus berupaya mendorong berbagai program pembangunan untuk bisa menghadirkan sektor alternatif bagi geliat ekonomi di Kalsel, baik itu pariwisata, pertanian hingga perkebunan.
“Di sektor perkebunan kami konsisten untuk memberikan berbagai kemudahan perizinan bagi pelaku usaha agar bisa ikut berkontribusi dalam membangun hilirisasi sektor industrinya. Kami tentunya juga terus melakukan kordinasi bersama steakholders terkait untuk bersama-bersama mencari solusi dalam mengembangkan industri perkebunan di Kalsel di masa depan,” tukasnya.