Bisnis.com, BALIKPAPAN—Balai Pengelola Transportasi Darat provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara melayangkan protes kepada PT ASDP Indonesia Ferry (persero) atas pelanggaran fungsi penyelenggaran angkutan penyeberangan.
Adapun berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan di Pelabuhan Penyebrangan Kariangau Balikpapan selama sepekan lalu, BPTD menemukan bahwa angkutan penyebrangan tidak hanya mengangkut penumpang tetapi juga barang curah seperti pisang, kelapa, sayuran hingga hewan utamanya sapi.
Pada 22 Juli 2019, KMP Tuna milik PT ASDP dari Pelabuhan penyeberangan Taipa (Palu) menuju pelabuhan penyebrangan Kariangau bahkan tercatat membawa sapi sebanyak 585 ekor secara curah.
Felix menyebutkan, saat ini pasokan daging sapi Kaltim memang masih berasal dari Palu tetapi semestinya tidak diangkut melalui angkutan penyeberangan karena juga berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
“Pelabuhan penyebrangan sesuai konsepnya tidak difasilitasi dengan bongkar sehingga sebaiknya pengangkuatan hewan menggunakan kapal ternak yang dioperasionalkan oleh PT ASDP,” jelasnya Selasa (30/7/2019).
Dengan pemuatan secara curah secara otomatis terjajdi pembongkaran dari kapal masuk ke truk yang mengakibatkan aktivitas bongkar muat. Sesuai dengan tata cara penyelenggaran angkutan penyebrangan, maka fungsinya tidak mengangkut barang yang diturunkan dari kendaraan pengangkutnya.
Dalam hal ini persetujuan pengoperasian kapal angkutan penyebrangan dapat dicabut berdasarkan hasil evaluasi oleh pemberi persetujuan pengoperasian.
Jumlah angkutan Menurun
Berdasarkan data BPTD, hingga Juni 2019, lalu lintas Kariangau Penajam setidaknya mencapai 38.870 penumpang dewasa dan 5.640 penumpang anak. Sementara itu lintasan ini banyak mngangkut kendaraan golongan II sebanyak 75.935, golongan IVa sebanyak 63.253.
Dibandingkan pada 2018, dengan total sebanyak 40.879 penumpang dewasa.
Volume angkutan penumpang terbanyak terjadi pada Juni 2019 yang bertepatan dengan momen idul fitri sebanyak 11.687 penumpang dewasa dan 2.369 penumpang anak.
Pola ini tidak banyak mengalami perubahan kendati memang tercatat menurun dibandingkan pada Juni 2018 sebanyak 13.426 penumpang dewasa dan 2.500 penumpang anak.
Menurut Felix penurunan selama idul fitri dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebagai dampak naiknya tarif pesawat terbang yang membuat banyak masyarakat beralih menggunakan transportasi laut.
Dia memprediksikan penurunan penumpang lebih tajam mungkin terjadi jika nantinya tol penajam paser utara sudah bisa beroperasional serta jembatan pulau Balang. Guna mengantisipasi penurunan penumpang lebih jauhnya, maka pihaknya tengah mengusulkan untuk menurunkan tarif layanan hingga 50%.
Penurunan tarif bisa dilakukan karena berdasarkan ketentuan yang berlaku, tidak lengkapnya atau tidak adanya fasilitas timbangan di lintasan tersebut.