Bisnis.com, BALIKPAPAN— Bendungan Teritip sebagai salah satu proyek strategis nasional di Kalimantan Timur masih belum beroperasional secara optimal sebagai penyuplai air baku di kota Balikpapan.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Balikpapan Haidir Effendi mengatakan, keterlambatan dalam pembangunannya, yang idelalnya dilakukan pada 2010 tetapi baru selesai konstruksi pada 2016 lalu.
Pengoperasiannya pun baru bisa dilakukan pada semester II/2019 karena dalam persiapan pembangunan sistem dan ditribusi jaringan pemipaan sambungan perumahan.
“Waduknya sudah jadi, sudah siap sebetulnya tetapi karena sistem Water Treatment maish dalam tahap finishing uji coba. Selain itu baru bisa dimanfaatkan 80 liter per detik dari kapasitas 200 liter per detik. Pemasangan pipa ini juga sedang dibangun,”katanya Rabu (5/9/2019).
Proyek tahun jamak ini dibiayai dari kantong Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp270 miliar yang terletak di provinsi Kalimantan Timur, di kabupaten/kota Balikpapan.
Bendungan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 2.43M³diharapkandapat menyediakan pasokan air baku sebesar 0,25 M³/detik.
Baca Juga
Adapun dari bendungan tersebut, untuk tahap awal pihaknya menargetkan bisa secara bertahap menambah 8.000—10.000 sambungan baru, sehingga diharapkan kawasan timur Balikpapan tidak lagi terdapat blank spot.
Menurut Haidir, selama ini pasokan air baku di provinsi Kalimantan Timur, utamanya kota Balikpapan masih menghadapi persoalan minimnya infastruktur sumber air baku seperti bendungan serta topografi yang cukup ekstrim dibandingkan dengan wilayah lainnya di pulau Borneo.
Haidir melanjutkan saat ini pencapaian pelayanan air minum baru menjangkau sebanyak 76% pelanggan di kota atau sebanyak 101.000 pelanggan sambungan rumah. Sisanya juga masih mengantri sebanyak 20.000 daftar tunggu sambungan yang harus dilayani.
Realisasi tersebut, membuat target nasional pelaksanaan 100-0-100 masih terkendala di kota minyak ini.
Program yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 dan Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030 tersebut menargetkan penyediaan 100% akses aman air minun, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.
Untuk mencapai target tersebut Balikpapan sendiri harus memiliki pasokan air baku sebanyak 2.000 liter per detik.
“Kami nggak bisa target penambahan pelanggan secara muluk-muluk. Kami harus kalkulatif dan selektif dengan tidak banyaknya sumber air baku baru. Pemerintah sebagai regulator yang mestinya kenceng kami kan hanya operator,yang kami lihat animo pemerintah untuk urusan air bersih juga masih tenggelam,” jelasnya.
Saat ini pihaknya masih mengandalkan sumber air baku dari Waduk Manggar dengan kapasitas 900 liter per detik, sisanya menggunakan sumur dalam seluas 300 ha.
Padahal, lanjut dia dari sisi kelayakan bisnis investasi sumur lebih besar dan dari sisi lingkungan bisa menggerus turunya permukaan tanah. Namun, karena belum adanya sumber air baku baru, pihaknya harus mencukupinya dari sumur.
Selain itu, kendala lainnya menjangkau pasokan air adalah topografi kota minyak yang 70% diantaranya berbukit.
“Hukum air itu kan ngalir ke bawah. Yang wilayah atas akan susah memperoleh kalau yang di daerah bawah yang banyak yang menggunakan. Turun naik dari bawah didorong ke atas. Beda memang sama Jakarta, Surabaya, Samarinda, dan Banjarmasin flat itu. Nggak bisa membandingkan apple to apple,”tekannya.
Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Mas\'ud memastikan Bendungan atau Waduk Teritip akan beroperasi pada akhir tahun. Menurutnya proses pengisian sudah dilakukan sejak Juli 2017, saat ini progresnya sudah selesai.
\"Insya Allah sesuai dengan progres, Akhir tahun selesai dan bisa beroperasi. Ini kan program kerjanya pusat, anggarannya pun dari pusat, kita dikasih batasan waktu. Kalau tahun ini tidak terselesaikan bisa menjadi catatan tidak baik untuk Pemkot Balikpapan,\" katanya.
Selain itu tugas Kementerian PUPR adalah untuk membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tahap I berkapasitas 200 liter/detik di Kecamatan Balikpapan Timur.
Hasil pengolahan IPA akan disalurkan melalui jaringan pipa distribusi ke enam reservoir untuk selanjutnya disalurkan ke sambungan rumah.
Pembangunan sebagian jaringan distribusi utama, reservoir, dan pipa sambungan rumah akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan.
Wilayah pelayanan dimaksud adalah Kelurahan Teritip, Lamaru. Manggar Baru, Manggar, dan Sepinggan.