Bisnis.com, BALIKPAPAN--Keterlibatan PT PLN (persero) dalam investasi PLTA Sungai Kayan di Kaltara saat ini sudah dibicarakan di tingkat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengatakan BUMN setrum tersebut juga sudah bertemu dengan investor utama PLTA, PT Kayan Hydro Energi.
PT PLN Persero dan Kayan Hydro Energy akan mengambil skema bisnis to bisnis. Listrik yang dihasilkan dari PLTA separuh dapat dijual murah kepada PT PLN untuk kepentingan publik/rumah tangga.
Sedangkan separuh daya listrik yang dihasilkan akan disuplai ke kawasan industri Tanah Kuning atau perusahaan lain yang membutuhkan daya listrik besar.
Pengalokasian listrik ke kawasan industri diharapkan memberikan dampak ekonomi yang tinggi. Selain terserapnya dan terbukanya peluang lapangan kerja yang besar, penghasilan masyarakat diyakini bisa meningkat.
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan Pempov Kaltara juga akan ikut join dalam investasi kelistrikan tersebut. Namun langkah awal yang akan dilakukan lebih dulu adalah menyiapkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Baca Juga
“Kalau bicara bisnis kita ikut investasi. Minimal kita diberi saham goodwill. Tetapi itu tetap bayar, artinya kalau perusahaan untung, kita ambil dibayarkan untuk investasi. Atau nanti sebagian diserahkan boleh, sebagian kita ambil sebagai PAD. Tetapi itu tergantung perjanjian skemamya,”jelasnya melalui keterangan resmi dikutip Selasa (27/8/2019).
Saat ini PT Kayan Hidro Energy telah mulai membebaskan lahan dan sedang mencari lahan pemukiman baru bagi masyarakat kita yang terkena dampak lokasi pembangunan PLTA.
Mentri PPN/Kepala Bappenas Bambang Bodjonegoro mengatakan supaya ekonomi Kalimantan bisa berjalan membutuhkan infrastruktur yang tepat sasaran.
Menurutnya, pembangunanPLTA skala besar di Sungai Kayang Mentarang, bukan perkara menjaga pasokan listrik tetap aman, tetapi yang lebih penting untuk menggerakkan ekonomi Kalimantan Utara.
Menurutnya, Kawasan Industri di Kalimantan Utara tidak bisa menampung industri aluminium kalau tidak ada PLTA skala besar.
Menuurtnya, langkah Kalimantan untuk maju selama 5 tahun ke depan, adalah investasi. Sehingga ke depan, akan lebih banyak dibutuhkan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus.
“Kalau Tanah Kuning diusulkan menjadi pabrik skala besar aluminium, maka listrik, jalan, fasilitas Kawasan Industri harus tersedia,” jelasnya.
Adapun dalam pertemuan antara Gubernur Kaltara dengan Mentri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan pekan lalu, Presiden RI Joko Widodo telah meminta kepada pemprov agar rencana pembangunan PLTA Sungai Kayan segera direalisasikan.