Bisnis.com, TARAKAN - Pemerintah Kota Tarakan dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), meresmikan pusat wisata kuliner Baya Ngakan Mayo (Bangayo) berbasis aplikasi atau nontunai di Jalan Gajah Mada pada Sabtu (12/10).
Pusat kuliner nontunai ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendorong perekonomian Kaltara khususnya Tarakan. Dan dapat juga menjadi pilihan wisatawan menikmati kuliner yang ada Tarakan.
Meclin, salah satu pengunjung yang ditemui Bisnis mengatakan, dirinya sangat menikmati wisata kuliner Bangayo yang sistem pembayarannya nontunai. Dia menilai, tidak perlu lagi repot-repot bawa dompet fisik. Cukup membawa telepon seluler saja yang sudah ada aplikasi atau dompet nontunai.
“Jadi itu, kita tinggal bawa seluler saja kalau mau jalan. Karena kalau mau belanja kan bayarnya pakai uang elektronik saja. Simpel lah pokoknya,” ujarnya sambil menyeruput minuman dingin.
Hanya saja, katanya, yang perlu diperhatikan dalam realisasi sistem pembayaran nontunai ini adalah dukungan infrastruktur, seperti jaringan. Sebab, di Tarakan kerap terjadi gangguan masal oleh operator jaringan seluler tertentu.
“Waktu saya mau bayar, sempat juga jaringannya agak lambat. Jadi, agak lama transaksinya karena jaringan internetnya tidak mendukung. Walapun akhirnya berhasil juga. Tapi ini yang sangat perlu diperhatikan supaya semua transaksi berjalan lancar,” jelasnya.
Di lokasi yang sama, Ani pelaku UKM yang mengisi stan di kawasan tersebut menuturkan, sangat terbantu dengan adanya stan yang diperuntukkan pelaku UKM di pusat wisata kuliner Bangayo.
“Dibuatkannya tempat ini berarti kami diperhatikan sebagai pendorong perekonomian di Tarakan,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa sistem pembayaran non tunai sangat praktis dan efisien dibandingkan pembayaran tunai. “Lebih mudah dibandingkan tunai, yang harus mengembalikan lagi jumlah uang dengan nominal tertentu, kadang nominal itu harus digenapkan lagi,” ucapnya.
Kepala KPw BI Kaltara Hendik Sudaryanto mengatakan, sejalan dengan tugas BI untuk memajukan perkonomian daerah, BI menggandeng 17 bank yang ada di Tarakan untuk berkontribusi dengan adanya pusat wisata kuliner Bangayo yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang ada di Bumi Paguntaka—sebutan Kota Tarakan. Pihaknya juga menggandeng sejumlah platform seperti Gopay, Dana, Linkaja dan Ovo.
“Saat ini Kaltara dalam hal peningkatan di sektor perekonomiannya masih bergantung pada batu bara dan pertambangan. Sebenarnya Kaltara memiliki potensi peningkatan perekonomian di sektor lainnya, salah satunya ada di sektor pariwisata,” ujar Hendik kepada Bisnis, Rabu (16/10/2019).
Di Bangayo sendiri, kata Hendik, ada 22 pelaku UKM yang menjual makanan dan minuman bagi wisatawan. Menariknya pelaku UKM dalam menjual dagangannya menggunakan sistem pembayaran nontunai.
“Di Kaltara, Pusat Wisata Kuliner Bangayo merupakan pusat wisata kuliner pertama yang menggunakan sistem pembayaran nontunai. Ada nontunai berbasis dompet elektronik dan ada juga nontunai berbasis alat pembayaran menggunakan kartu,” bebernya.
Dia menjelaskan, lebih praktis dan efisien, cukup dengan scan (pindai) saja, sudah terbayarkan berapa pun nominal pembeliannya. Tidak seperti pembayaran tunai harus digenapkan lagi. Selain itu pembayaran sistem nontunai juga sebagai upaya menekan tindakan kejahatan yang sering terjadi pada transaksi tunai.
“Selain itu keberadaan pusat wisata kuliner Bangayo juga sejalan dengan visi Pemkot Tarakan dalam mendukung program konsep smart city. Kami harapkan keberadaannya tetap eksis terus, serta bisa menjadi salah satu ikon baru Kota Tarakan dan menjadi tempat hiburan masayarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Tarakan,” harapnya.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan, dr. Khairul mengatakan, masyarakat Tarakan tak perlu lagi bingung mencari referensi menikmati senggang. “Saya sedikit bingung juga ketika tamu dari luar Tarakan menanyakan tempat mana yang bisa dikunjungi untuk menghabiskan waktu pada malam hari, hal inilah yang membuat saya ingin membuat tempat wisata kuliner, karena selama ini tamu dari luar Tarakan hanya menghabiskan waktu kembali ke hotel,” ucapnya.
“Dengan dukungan BI bersama 17 bank dan BUMN yang ada di Tarakan, tidak sampai 2 bulan akhirnya pusat wisata kuliner yang diberi nama Bangayo ini bisa terealisasi,” ucapnya dengan bangga.
Dalam pengelolaan pusat wisata kuliner Bangayo dilakukan oleh Kelompok Sadar Wisata yang ditunjuk oleh BI. Di mana nanti segala hal yang ada di lokasi tersebut menjadi tanggung jawabnya termasuk pengelolaan sampah.
“Selain sebagai tempat wisata kuliner pada malam hari, pukul 01.00 WITA hingga pukul 05.30 WITA kawasan tersebut menjadi tempat aktivitas ekonomi lainnya yaitu tempat berjualan sayur yang dibatasi hingga pukul 06.00 WITA hingga batas waktu semuanya harus bersih dari sampah,” jelasnya.