Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Sumur Baru Pertamina Hulu Mahakam Capai Puncak Awal November 2019

Sumur hasil pengeboran baru PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) MD-111 telah menghasilkan produksi gas 17 MMscfd dan kondesat sebanyak 950 bcpd.
Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur
Pertamina Hulu Mahakam, di RIG Maera, South Tunu, Blok Mahakam, Kalimantan Timur

Bisnis.com, BALIKPAPAN-- Sumur hasil pengeboran baru PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) MD-111 telah menghasilkan produksi gas 17 MMscfd dan kondesat sebanyak 950 bcpd.

Operator Wilayah Kerja Mahakam itu pun memperkirakan pada minggu pertama November 2019, produksi gas dari sumur MD-111 ini akan mencapai puncaknya yakni sebesar 35 MMscfd.

General Manager PHM John Anis mengatakan, sumur tersebut pada 26 September 2019 lalu selesai dibor menggunakan jack-up Rig Tasha, dengan mendapatkan hasil yang sangat baik yaitu reservoir dengan total ketebalan 92 meter gas dan 19 meter minyak, dengan cadangan gas-nya diperkirakan mencapai 20,7 Bcf dan cadangan minyak mencapai 100.000 barel.

"Besarnya cadangan gas dari sumur ini merupakan sebuah hal yang sangat menggembirakan, khususnya di WK Mahakam yang sudah masuk fase penurunan produksi alamiah (natural decline), karena semula ketebalan reservoir yang diprediksi dari MD-111 adalah 25 meter gas dengan cadangan gas 5 Bcf," jelasnya melalui keterangan resmi Jumat (25/10/2019).

Temuan positif pada sumur MD-111 ini menyusul keberhasilan sumur MD-109 di panel yang sama, yakni di Mandu Central Panel, pada 2018. 

Adapun proses untuk memutuskan pengeboran di sumur Mandu Central Panel bukan hal mudah mengingat kompleksitas kondisi geologi di Lapangan Mandu. 

Kompleksitas ini dikarenakan adanya patahan-patahan yang memisahkan Lapangan Mandu menjadi beberapa panel yang memberikan akumulasi hidrokarbon yang berbeda, sehingga sulit untuk memastikan apakah sumur yang akan dibor ini berada di ladang gas atau ladang minyak. 

Kajian bawah permukaan bumi (sub-surface) yang komprehensif oleh tim PHM akhirnya mampu mengidentifikasi potensi kandungan hidrokarbon di masing-masing panel tersebut. Kajian ini sangat  krusial mengingat fasilitas di platform MD1 yang berada East Mandu Panel lebih dikhususkan untuk gas dan bukan minyak.

Tim PHM mengebor  sumur MD-111 dengan menggunakan kepala sumur dari platform MD1, yang berjarak 2,5 km dari sumur.

Aktivitas pengeboran ini diselesaikan dengan durasi yang lebih singkat dibandingkan dengan operasi sejenis, karena para engineer di PHM membuat inovasi dengan mengurangi jumlah casing string (pipa pembungkus yang diturunkan ke lubang pengeboran kemudian disemen untuk mengamankan sumur) yang biasa berjumlah 4 menjadi 3.

Sebelumnya untuk pengeboran sumur di Mandu selalu dipasang 4 casing (heavy architecture) guna mengamankan aspek shallow gas hazards (terjadinya semburan gas yang tak terkendali dari sumur-sumur dangkal) dan total losses (karena melewati lapisan batuan gamping yang cukup tebal).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper