Bisnis.com, MALANG – Anak Usaha PT Pertamina (persero) dalam penjualan pelumas, Pertamina Lubricants memperluas pasar ritel sebagai langkah mengantispasi fluktuatifnya harga tambang batu bara yang berdampak ke segmen industri.
Sales Region Manager 6 Pertamina Lubricants Didik Setiyo Nugroho mengatakan fluktuasi sektor tambang turut mempengaruhi bisnis perseroan. Pasalnya sejalan dengan turunnya harga komoditas, perusahaan tambang banyak melakukan efisiensi. Belum lagi sektor ini juga terdampak oleh cuaca yang membuat perusahaan mempertimbangkan untuk menambah permintaan apabila cuaca kurang mendukung.
Berdasarkan catatanya, sejauh ini penjualan pasar pada industri pertambangan menggunakan alat-alat berat memberikan kontribusi terbesar 70% dan sisanya dari sektor ritel. Sektor ini membutuhkan tingkat konsumsi pelumas paling tinggi karena beroperasi selama 24 jam.
Kondisi tersebut sejalan juga dengan pangsa pasar terbesar penjualan secara nasional yang berasal dari Kalimantan yakni 60%, utamanya di Samarinda. Dengan demikian untuk mengejar target penjualan, sektor ritel masih bisa didorong tumbuh lebih besar.
“Kami tentunya masih berharap dapat meningkatkan penjualan pada industri pertambangan yang menggunakan alat-alat berat. Namun di sisi lain kami juga berharap segmen retail paling tidak bisa menutupi penurunan dari segmen industri kendati belum terlalu besar,” jelasnya usai Medi Gathering Minggu (8/10/2019).
Sejauh ini, ungkap dia, tingkat penjualan dan konsumsi di segmen retail cukup memuaskan. Hal itu ditopang oleh bengkel-bengkel kendaraan bermotor banyak yang sudah bekerja sama dengan pihaknya.
Baca Juga
Didik menyebutkan bahwa pertamina Lubricants telah bekerja sama dengan beberapa produk otomotif, seperti Toyota, Honda, Hino, Mitsubishi, dan lainnya.
Selanjutnya, pihaknya bakal memanfaatkan penetrasi penjualan produk dengan memanfaatkan keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau (SPBU) yang sudah ada. Langkah masuk ke SPBU tersebut dinilainya agak terlambat tetapi paling tidak tahun depan rencana tersebut dapat berjalan lebih intensif.
Berdasarkan perkiraanya, dari sekitar 400 SPBU dan AMPS yang ada di Kalimantan, baru sekitar 235 SPBU yang sudah memanfaatkan strategi tersebut. Pertamina juga akan memperkuat 7000 channel outlet di Kalimantan dan 100 ribu outlet nasional.
“Hal itu sekaligus untuk branding produk. Jadi, di setiap SPBU nantinya disediakan tempat membeli pelumas hingga layanan untuk menggantinya,” imbuhnya.
Adapun untuk tahun ini, target yang dibebankan kepada perseroan sebesar 73.000 kilo liter (kl) dengan progres realisasi untuk awal November sekitar 59.000 kl.
Tahun depan pihaknya menambah target penjualan pelumas sebanyak 5.000 kilo liter. Dia memproyeksikan sektor infrastruktur juga bisa menjadi potensi dalam memasarkan produknya. Dengan adanya penyiapan lahan dan mulai konstruksinya ibu kota baru penggunaan alat berat semestinya semakin meningkat.