Bisnis.com, BALIKPAPAN – Pemerintah memberikan dukungan kebutuhan air baku untuk pengembangan IKN, dengan merencanakan pembangunan delapan infrastruktur yang menjadi sumber pengambilan air baku.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Anang Muchlis mengatakan di Provinsi Kaltim sudah terdapat enam infrastruktur yang selama ini menjadi sumber pengambilan air baku.
Keenam sumber air baku tersebut yakni Bendungan Manggar di Balikpapan (kapasitas tampung 14,2 juta m3), Bendungan Teritip di Balikpapan (2,43 juta m3), Embung Aji Raden di Balikpapan (0,49 juta m3), Bendungan Samboja di Kutai Kartanegara (5,09 juta m3), Intake Kalhol Sungai Mahakam (0,02 juta m3), dan Bendungan Lempake di Samarinda (0,67 juta m3).
“Untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan delapan infrastruktur sumber air baku yang masuk dalam rencana pendukung air baku di Kaltim,” ujarnya pada Jumat (6/12/2019).
Delapan infrastruktur tersebut yakni Bendungan Sepaku Semoi di Kabupaten Penajam Pasar Utara dengan volume 10,6 juta m3, Bendungan Samboja II (5,09 juta m3), Intake Loa Kulu Sungai Mahakam, Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser (633,89 juta m3), Bendungan Beruas Kabupaten Kutai Kartanegara (55,4 juta m3), Bendungan Safiak Kabupaten Kutai Kartanegara (22,65 juta m3), Bendungan Batu Lepek Kabupaten Kutai Kartanegara (108,13 juta m3), dan Bendungan Iirchi Kabupaten Penajem Paser Utara (657 juta m3).
Dari sejumlah infrastruktur tersebut, pemerintah memprioritaskan pembangunan bendungan Batu Lepek di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mulai dilelang pada tahun depan sebagai pasokan air baku utama bagi lokasi ibu kota negara (IKN).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kapasitas bendungan Batu Lepek untuk mencukupi kebutuhan air bersih di calon IKN dan kapasitas sebesar 14.300 liter per detik.
“Saat ini bendungan tersebut dalam tahap desain untuk bisa mulai lelang pada tahun depan. Pelelangannya konsepnya desain and build. Jadi berbarengan dalam desain dan pembangunan supaya tak memakan waktu,” katanya Jumat (6/12/2019) saat tinjauan ke Sepaku.
Sementara itu, dua bendungan kecil lainnya di kawasan sekitarnya, terdapat rencana pembangunan Bendungan Beruas dengan daya tampung 55 juta meter kubik dan kapasitas 725 liter per detik dan Safiak 22,65 juta meter kubik sebesar 1.100 liter per detik.
Namun, kedua bendungan tersebut secara ukuran dan kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan bendungan Batu Lepek. Sehingga akan digunakan sebagai pendukung pasokan untuk perkembangan wisata , taman hiburan atau rekreasi nantinya di IKN.
Tak hanya ketiga bendungan tersebut, rencana pembangunan bendungan di lokasi IKN, yakni Sepaku—Semoy juga terus dilanjutkan. Namun peruntukannya mengalami sedikit perubahan. Semula pembangunannya untuk menyuplai Kota Balikpapan sebesar 2.000 liter per detik dan Sepaku 500 liter per detik. Namun dengan rencana IKN, akan lebih banyak dialirkan ke Sepaku. Sementara untuk Balikpapan akan dicarikan sumber alternatif lain untuk memasok air bersih.
Pembangunan bendungan Sepaku—Semoy juga akan mulai dilelang pada awal Januari 2020. Nilai investasinya diperkirakan menelan hingga Rp700 miliar. Pasalnya daya tampungnya cukup besar hingga 11 juta meter kubik. Luas pembebasan lahan mencapai 300 ha yang sebagian diantaranya milik warga. Kementerian ATR/BPN tengah menyesuaikan besaran ganti ruginya.
Basuki pun menekankan terkait ketersediaan air baku baik di kota penyangga baik Samarinda maupun Balikpapan ini sama saja dengan Kaltara yakni Tanjung Selor dan sekitarnya yang kekurangan air baku sangat besar.
Menteri PUPR menjelaskan untuk Samarinda dan Balikpapan potensi untuk bendungan memang kecil. Terakhir Bendungan Teritip baru selesai dibangun, kemudian Bendungan Manggar, dan Bendungan Samboja.
"Untuk IKN kami sudah melakukan desainnya, sebelum dilauching ibu kota baru, kami sudah melakukan survei air bersih. Tiga potensi bendungan yang berada di kawasan IKN. Kemudian Bedungan Teritip dan air Sungai Mahakam, sekitar 60 Kilometer dari IKN atau melihat," jelas Basuki.
Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus dalam kunjungan kerja di Balikpapan menyebutkan bahwa penyediaan sumber daya air bersih harus segera dipikirkan.
"Nanti jika IKN terbentuk seperti hukum alam, di mana ada gula, semut akan datang. Gulanya ibu kota negara baru tentunya semua orang akan datang, baik investasi. Perlu pelayanan kita visi pelayanan air bersih. Saya rasa SDA jauh-jauh hari harus menyiapkan ini semua, terutama untuk air baku, apakah air baku yang ada sekarang sudah mencukupi atau belum," kata Lasarus.
Menurutnya, hal seperti ini perlu dipikirkan lebih matang. Lantaran untuk di Samarinda sendiri lebih mudah untuk keperluan air bakunya.
"Sementara untuk Balikpapan sendiri tambahan dari Penajam Paser Utara dan ibu kota baru potensi besar perlu dipikirkan," ujarnya.