Bisnis.com, BALIKPAPAN — Warga Balikpapan, Kalimantan Timur merayakan ulang tahun ke-123 kotanya. Lalu bagaimanakah asal mula Kota Minyak ini ada?
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi mengatakan bahwa nama Balikpapan tercatat memiliki empat versi. Pertama, pada 1739 Sultan Muhammad Idris dari Kerajaan Kutai memerintahkan kepada para pemukim sepanjang teluk Balikpapan untuk menyumbang bahan makanan guna pembangunan baru di Kutai Lama.
Sumbangan tersebut berupa penyerahan sebanyak 1.000 lembar papan yang diikat menjadi sebuah rakit yang dibawa ke Kutai Lama melalui sepanjang pantai. Dalam perjalanannya, terdapat 10 keping papan yang terlepas dan hanyut sampai ke suatu tempat yang saat ini bernama Jenebora.
“Dalam peristiwa ini orang Kutai menyebutnya dengan istilah ‘balikpapan’ atau ‘baliklah papan itu'. Pada kemudian haru lebih dikenal dengan sebutan Balikpapan,” katanya.
Rizal menjelaskan bahwa versi kedua berasal dari cerita orang Suku Paser Balik atau yang dikenal Suku Paser Kuleng. Pada 1527 secara turun temurun dihikayatkan tentang asal mula nama Negeri Balikpapan.
Orang-orang Paser Balik yang bermukim di sepanjang pantai Teluk Balikpapan adalah berasal dari keturunan kakek nenek yang bernama kayun kuleng dan papan ayun.
Baca Juga
“Oleh keturunan kampung nelayan yang terletak di Teluk Balikpapan, wilayah tersebut diberi nama ‘kuleng papan’ atau artinya ‘balikpapan',” jelasnya.
Sementara versi ketiga nama Balikpapan muncul dari seorang putri raja yang dilepas ayahnya karena tidak ingin jatuh ke tangan musuh. Sang putri yang masih balita diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan berbaring.
Karena terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Saat papan terdampar di tepi pantai, seorang nelayan kaget karena di baliknya ada seorang putri yang masih terikat.
“Konon putri tersebut bernama Putri Petung berasal dari Kerajaan Paser. Sehingga daerah lokasi ditemukannya putri dinamai balikpapan,” ucap Rizal.
Versi terakhir diceritakan Raja Aji Muhammad dari Kerajaan Paser memberikan sebuah wilayah teluk kepada putrinya yang bernama Aji Tatin sebagai hadiah pernikahannya dengan seorang bangsawan dari Kerajaan Kutai.
Sebagai penguasa wilayah, Putri Aji Tatin memungut upeti berupa hasil bumi. Di antaranya kayu papan dari rakyat sepanjang teluk.
Lalu kapal pengangkut upeti diterjang badai hebat. Ombak besar membuat kapal terbalik dan menghantam karang. Tidak ada yang selamat.
Mengenang peristiwa tersebut, wilayah teluk tempat terbalik dinamakan “balikpapan". Sementara karang tempat kapal terhempas disebut Pulau Tukung, yang berasal dari kata “tokong" atau “galah" para pendayung yang patah.
“Terlepas dari cerita mana yang benar, hal tersebut telah menjadi salah satu wujud kekayaan budaya dan sejarah Kota Balikpapan yang harus kita lestarikan dari generasi ke generasi serta perlu diketahui oleh seluruh masyarakat,” kata Rizal.