Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pandemi COVID-19 atau virus corona membuat nilai tukar rupiah jatuh dan harga emas terus merangkak naik. Namun melambungnya harga saat ini belum diikuti dengan aksi penjualan emas oleh nasabah Pegadaian di Balikpapan, Kalimantan.
Deputi Bisnis PT Pegadaian (Persero) Balikpapan, Asror Maskuri mengatakan kendati harga sudah mulai meningkat, nasabah di wilayahnya masih belum berbondong-bonding menjual emas. Kondisi ini jarang ditemui.
"Malah (nasabah) yang membeli (emas) meningkat. Ini berbeda dengan (krisis) tahun 1998 dan 2012, saat itu justru banyak jual. Mereka tahu emas tidak baik dijual,” katanya, Senin (14/3/2020).
Asror menjelaskan, masyarakat lebih memilih untuk menggadaikan emasnya. Alasannya saat ditebus harga emas tidak naik dan menggunakan nilai tukar saat digadai.
Di sisi lain, saat ini perseroan memanfaatkan promosi lewat digital karena mengurangi transaksi tatap muka dan mengikuti arahan pemerintah untuk jaga jarak.
“Masyarakat untuk membayar baik itu perpanjangan maupun cicil sekarang melalui digital,” jelasnya.
Baca Juga
Kepala Seksi Penjualan PT Pegadaian Balikpapan Enny Margareth menambahkan, pada kuartal pertama ini belum ada kendala yang berarti pada kinerja perseroan. Meski pun wabah akibat virus corona terus merebak, jumlah transaksi masih sesuai target.
“Sementara sampai Bulan Maret ini masih aman. Bulan April ini yang dikhawatirkan karena pembatasan sosial mulai diterapkan,” jelasnya.
Berdasarkan laporan hingga 27 Maret, kinerja Pegadaian Balikpapan tumbuh 4,68 persen dibandingkan realisasi hingga akhir tahun. Pendapatan gadai sebesar Rp596,32 miliar dan non-gadai Rp221,06 miliar.