Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batu Bara Melemah Ancam Ekonomi Kaltim, Pengembangan Wood Pellet Digenjot

Pasar ekspor batu bara Kaltim melemah, ancam ekonomi lokal. Pengembangan wood pellet dari lahan bekas tambang jadi solusi alternatif.
Tumpukan batu bara di depan cerobong asap industri dengan latar langit biru./Bloomberg - Waldo Swiegers
Tumpukan batu bara di depan cerobong asap industri dengan latar langit biru./Bloomberg - Waldo Swiegers
Ringkasan Berita
  • Industri batu bara di Kalimantan Timur menghadapi tekanan akibat melemahnya pasar ekspor global, mengancam stabilitas lapangan kerja dan ekonomi daerah.
  • Bank Indonesia menekankan pentingnya strategi transisi untuk mengurangi ketergantungan pada industri tambang demi mencapai target zero emission pada 2060.
  • Pengembangan wood pellet dari lahan bekas tambang menjadi solusi strategis dengan permintaan yang meningkat di pasar Asia dan Eropa.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, SAMARINDA — Industri batu bara Kalimantan Timur tengah menghadapi tekanan serius akibat melemahnya pasar ekspor global. 

Kondisi ini memaksa sejumlah perusahaan mengurangi produksi dan tidak memperpanjang kontrak kerja karyawan (PKWT), sehingga mengancam stabilitas lapangan kerja di sektor yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur, Budi Widihartanto menyatakan kebutuhan domestik untuk batubara masih terbilang signifikan, terutama untuk pemenuhan energi skala besar di Pulau Jawa dan berbagai industri swasta. 

"Nah, tentunya ini menjadi penting ya peran pemerintah agar penggunaan batu bara juga tidak turun lebih drastis. Karena kalau lebih drastis efeknya kepada lapangan-lapangan kerja," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025). 

Lebih lanjut, Budi menekankan pentingnya strategi transisi yang terencana mengingat transformasi ekonomi global menuntut pengurangan ketergantungan pada industri tambang demi mencapai target zero emission pada 2060. 

"Oleh karena itu perlu ada strategi transisi yang jelas," sebutnya. 

Budi melanjutkan, optimalisasi lahan bekas tambang untuk industri energi terbarukan muncul sebagai solusi yang sangat menjanjikan. 

Menurutnya, konsep produksi wood pellet (pelet kayu) menjadi alternatif strategis yang layak dikembangkan di lahan-lahan milik perusahaan besar batu bara di Kaltim. 

Pemanfaatan lahan bekas tambang untuk menanam tanaman bioenergi seperti Gamal atau Kaliandra menunjukkan potensi ekonomi yang menggiurkan. 

Tanaman-tanaman ini tidak hanya mudah tumbuh dengan perawatan minimal, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi ketika diolah menjadi wood pellet.

Adapun, Budi mengungkapkan permintaan wood pellet di pasar Asia, khususnya Korea Selatan dan Jepang, serta Eropa terus meningkat untuk kebutuhan industri dan pemanas ruangan rumah tangga. 

"Keunggulan wood pellet terletak pada titik bakar yang tinggi namun menghasilkan emisi jauh lebih rendah dibandingkan batubara konvensional," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro