Bisnis.com, TANJUNG SELOR - Pengembangan Bandar Udara (Bandara) Tanjung Harapan sebagai pintu gerbang ibu kota Kalimantan (Utara), di Tanjung Selor terus dilakukan, dengan memperpanjang landasan pacu (runway) hingga mencapa 2.500 meter.
"Hal itu sesuai rencana induk pembangunan Kaltara, Bandara Tanjung Harapan akan dikembangkan hingga landasan pacunya mencapai 2.500 meter," kata Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie di Tanjung Selor, Jumat (21/8/2020).
Bangunan terminal dalam pengembangan dipindahkan ke sebelah Timur landasan pacu dari titik saat ini di sebelah Barat landasan pacu.
Tahapannya, pada tahun ini adalah pengembangan pada lampu pada penerangan landasan pacu, apron atau pelataran pesawat dan pagar pembatas area bandara.
Nilainya hampir Rp 1 miliar (pasca rasionalisasi), bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020.
Selain itu, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltara 2020 dianggarkan Rp17 miliar untuk pembebasan lahan perpanjangan runway Bandara Tanjung Harapan 8 hektare.
Baca Juga
"Tahapannya, kini masih dalam proses untuk pembebasannya," kata Irianto yang didampingi Kepala Dishub Kaltara Taupan Madjid.
Secara bertahap akan dilakukan ganti rugi lahan hanya bagi yang tidak bermasalah atau sangketa.
Dishub Kaltara pada 2020 fokus pada pembebasan lahan di dalam pagar bandara sekitar 8 hektare.
Luas lahan bandara yang dibutuhkan kurang lebih 229 hektare. Lahan yang telah dibebaskan oleh Pemprov seluas kurang lebih 16 hektare.
Diharapkan dengan anggaran itu, semua lahan yang perlu dibebaskan dapat terakomodir semuanya. Namun, ia menyebutkan lahan yang dapat dibayar ganti ruginya adalah yang bebas sengketa lahan.
Pihaknya tidak membayar lahan bersangketa dan mengimbau agar pemilik lahan untuk segera menyelesaikan proses sengketanya.
Bandara Tanjung Harapan 2014 hanta memiliki landasan pacu 1.200 meter, sedangkan kini Bandara Tanjung Harapan memiliki panjang landasan 1.600 X 30 meter dengan kondisi aspal dan didarati pesawat jenis ATR-72.