Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Lumbung Pangan Kalteng Segera Panen, Begini Evaluasinya

Beberapa petani sudah melakukan panen dengan hasil cukup memuaskan. Sebagai contoh, pertanaman padi milik Taufik, petani di Desa Belanti Siam ini mampu memperoleh hasil sekitar 6,4 ton per Ha.
Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo (kiri) mengecek traktor yang akan dioperasikan di kawasan lumbung pangan nasional saat apel peluncuran Bhabinkamtibmas dan satgas food estate Kalteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (18/1/2021). Peluncuran tersebut bertujuan untuk mendukung serta melancarkan realisasi program Pemerintah Pusat dalam membangun lumbung pangan nasional 'food estate di Kalteng./Antara-Makna Zaezar.
Kapolda Kalteng Irjen Pol Dedi Prasetyo (kiri) mengecek traktor yang akan dioperasikan di kawasan lumbung pangan nasional saat apel peluncuran Bhabinkamtibmas dan satgas food estate Kalteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (18/1/2021). Peluncuran tersebut bertujuan untuk mendukung serta melancarkan realisasi program Pemerintah Pusat dalam membangun lumbung pangan nasional 'food estate di Kalteng./Antara-Makna Zaezar.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyatakan para petani di Kalimantan Tengah, khususnya yang berada di kawasan lumbung pangan (Food Estate) kini tengah bersiap melakukan panen, yang diperkirakan rata-rata hasilnya mencapai 4-6 ton per hektare (ha).

"Kami sudah melihat kondisi lahan dan pertanaman, dan siap dilakukan panen pada minggu pertama Februari sekitar 200-250 hektare," kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Syamsuddin melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Di sisi lain, beberapa petani sudah melakukan panen dengan hasil cukup memuaskan. Sebagai contoh, pertanaman padi milik Taufik, petani di Desa Belanti Siam ini mampu memperoleh hasil sekitar 6,4 ton per Ha.

Taufik tergabung dalam kelompok tani Karya Makmur dengan total lahan yang digarap mencapai 100 Ha. "Varietas yang kami tanam Inpari 42 dan alhamdulillah hasilnya meningkat daripada kemarin. Hasil panen ini juga siap kami gunakan sebagai benih," kata Taufik.

Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) Desa Belanti Siam, Edi Subairi, menambahkan bahwa di Belanti Siam total lahan yang ada mencapai 1.000 Ha dengan hasil yang sangat memuaskan, rata-rata 5,5-5,6 ton per Ha.

Ia mengakui bahwa hasil panen di beberapa titik kurang memuaskan karena faktor iklim, yaitu padi roboh sehingga petani panen lebih awal dan hasil tidak maksimal. Robohnya tanaman padi di beberapa titik tersebut dapat diatasi dengan melakukan tanam pindah sehingga dapat memperkuat akar tanaman.

Dalam perkembangan berbeda, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Utara (DPKP Kaltara) meningkatkan pencanganan kawasan food estate di Kabupaten Bulungan.

Kepala DPKP Wahyuni Nuzban menyatakan upaya yang dilakukan dengan mengoptimalisasi peningkatan produktivitas infrastruktur, saprodi (benih pupuk dan alsintan), workshop/gudang, pengembangan iptek dan uji coba serta kapasitas SDM petani. 

"Ini bertujuan demi terciptanya kawasan food estate yang mandiri, berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujarnya dikutip dari Humas Kaltara, Rabu (20/1/2021). 

Wahyuni menambahkan Food Estate merupakan kebijakan strategis Provinsi kaltara yang tertuang dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kaltara No. 1 Tahun 2017.

"Untuk saat ini sudah ditindaklanjuti oleh Pjs. Gubernur Kaltara pada November 2020 lalu tentang pengembangan food estate berbasis Korporasi dengan luasan 41.143 hektare,” katanya. 

Dia memaparkan lokasi food estate Kaltara di Kabupaten Bulungan adalah sesuai dengan kebijakan strategis yang tertuang dalam Perda No. 04 Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Bulungan. Dimana, food estate di Kabupaten Bulungan sendiri sudah diterapkan sejak lama, yaitu tahun 2017 dan ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Bulungan. 

Adapun, Food Estate Delta Kayan merupakan kawasan permukiman transmigrasi yang berada di 3 kecamatan yaitu Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Tengah dan Tanjung Palas Selor yang memiliki karakteristik tanah landai dan berdasarkan RTRW tergolong lahan basah (padi). 

“Sejalan dengan program nasional ini, kami pihak DPKP Provinsi Kaltara berupaya meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) 400 atau dengan cara tanam dan panen empat kali dalam satu tahun pada lahan yang sama, karena hingga saat ini kita masih berada pada IP 300, yaitu dua atau tiga kali panen dalam setahun,” terangnya.

Sebagai informasi, kebijakan mengenai food estate telah sesuai dengan kebijakan nasional bahwa Provinsi Kalimantan Utara sebagai penyangga pangan Ibu Kota Negara Baru, antara lain sebagai pengembangan padi organik, cabai dan bawang merah yang tertuang dalam dokumen arah, kebijakan, strategi dan program pembangunan pertanian 2020-2024 Kementerian Pertanian Republik Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara dan M. Mutawallie S.
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper