Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Kota Balikpapan Tertekan, Begini Kondisinya

Hasil assessment dampak Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Balikpapan hanya mencapai 1,8 - 2,3 persen.
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur./Antara-Novi Abdi
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur./Antara-Novi Abdi

Bisnis.com, SAMARINDA – Kota Balikpapan mengalami perlambatan ekonomi sepanjang 2020 akibat pandemi.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menjelaskan pertumbuhan ekonomi Kota Minyak mengalami kontraksi cukup dalam. Dimana, berdasarkan hasil assessment dampak Covid-19 pertumbuhan ekonomi Balikpapan hanya mencapai 1,8 - 2,3 persen.

"Sebelumnya diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan mencapai 5,3 - 5,7 persen saat di awal tahun," ujarnya, Senin (8/2/2021). 

Kemudian, Rizal menambahkan perlambatan ekonomi mulai dirasakan pada akhir Kuartal I tahun 2020 yang berdampak luas ke berbagai sektor perdagangan khususnya sektor jasa yang menjadi sektor andalan Kota Balikpapan.

"Umumnya pencapaian inflasi yang rendah dan stabil disebabkan karena berkurangnya konsumsi masyarakat selama pandemi," katanya.

Selanjutnya, perlambatan ekonomi juga disebabkan oleh meningkatnya angka pengangguran terbuka yang mencapai 9 persen pada tahun 2020.

"Angka itu lebih tinggi dibandingkan angka tahun 2016 sebesar 6,73 persen," jelas Rizal.

Di sisi lain, Rizal mengungkapkan pihaknya turut menjaga kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yaitu bekerjasama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), akademisi dan pihak terkait selama pandemi. Dimana, pihaknya membentuk UMKM Care Center Balikpapan (UCCB) sebagai wadah untuk memfasilitasi UMKM dengan lembaga keuangan.

"Terutama yang terdampak pandemi Covid-19 terkendala permodalan sekaligus menjadi partner advisor UMKM dalam menjaga daya saing," ungkapnya.

Sebagai informasi, sepanjang lima tahun terakhir jumlah UMKM di Balikpapan mengalami pertumbuhan yaitu jumlah UMKM di tahun 2016 sebanyak 968 unit usaha, 2017 sebanyak 1.035 unit, tahun 2018 sebanyak 21.410 dan tahun 2019 sebanyak 22.853 unit.

Rizal sempat berharap bahwa tahun 2021 menjadi tahun pemulihan ekonomi, tetapi nampaknya proyeksi tersebut meleset. Pasalnya, jumlah kasus terkonfirmasi positif masih mengalami kenaikan signifikan pada awal tahun.

"Bahkan angka kasus belum turun. Hal ini di luar dugaan," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper