Bisnis.com, BALIKPAPAN - Pengembangan PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) terus dilakukan sesuai masterplan untuk program jangka pendek maupun jangka menengah dan panjang.
Direktur Utama PT KKT Abdul Azis menyatakan pihaknya akan melakukan beberapa pembangunan dalam jangka pendek. Untuk tahun 2020 hingga 2024 dilakukan pembangunan lapangan curah dan multipurpose seluas 10 hektare, reklamasi curah dan multipurpose seluas 9 hektare.
Selanjutnya, terdapat pembangunan dermaga dengan ukuran panjang 200 meter dan lebar 30 meter dengan estimasi kebutuhan biaya mencapai Rp600 miliar.
"Lapangan penumpukan juga akan ditambah dan sejumlah peralatan lainnya yang sejalan dengan peningkatan trafik arus peti kemas," ujarnya, Senin (14/6/2021).
Untuk periode 2025 hingga 2029 atau jangka menengah, terdapat penambahan lapangan penumpukan kontainer seluas tiga hektare, pembangunan dermaga berukuran panjang 200 meter dan lebar 30 meter, pengadaan alat bongkar muat Container Crane (CC) sebanyak 2 unit dan RTG sebanyak 4 unit.
Adapun, dalam jangka panjang KKT akan membangun dermaga berukuran panjang 500 meter dan lebar 30 meter, lapangan penumpukan 68 hektare, pengadaan alat CC 4 unit dan RTG sebanyak 8 unit dengan kapasitas pelabuhan mencapai 3,5 juta TEUs/Tahun.
Selain itu, Abdul Azis mengatakan upaya pengembangan KKT juga dipersiapkan untuk mendukung ekspor komoditi UMKM melalui direct call maupun direct export ke negara tujuan.
Dia menilai saat ini terdapat sejumlah tantangan yang membuat beberapa perusahaan pelayaran tidak lagi menggunakan pelayanan direct call.
“[Seperti] kondisi pandemi dan kelangkaan peti kemas sehingga dilakukan evaluasi seperti bentuk kapal dan perubahan rute,” pungkasnya.
Dia memaparkan saat ini pihaknya juga telah memberikan stimulus berupa kebijakan.
"Kalau untuk kargo yang berjalan saat land, ya bisa lah tidak kita kenakan sampai satu bulan. Yang penting masuk dulu," paparnya.
Menurutnya, untuk saat ini terdapat 500 sampai dengan 1.000 boks batubara dalam bentuk karung yang dikirimkan menggunakan peti kemas melalui KKT.
"Tujuan antarpulau untuk pembangkit listrik atau home industry, itu yang paling banyak terjadi saat ini," terangnya.
Dia mengharapkan upaya pengembangan pelabuhan peti kemas ini dapat memberikan kemudahan bagi para eksportir.