Bisnis.com, BALIKPAPAN – Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur fokus melakukan penguatan produksi dan pengembangan komoditas pisang kepok grecek pada 2021.
Kepala Bidang Produksi Hortikultura DPTPH Kaltim Erry Erriadi menyatakan pengembangan komoditas dilakukan di Kabupaten Kutai Timur dengan didukung oleh upaya pengadaan bantuan kepada petani.
“Total pagu anggaran untuk pengadaan benih pisang 27.000 polybag, 385 liter herbisida dan Kapur Dolomit 80 kilogram adalah Rp702,5 juta,” ujarnya, Jumat (25/6/2021).
Dengan total luas tanam mencapai 1.700 hektare, dia menambahkan, masih terdapat potensi lahan mencapai 500 hektare untuk pengembangan komoditas pisang di Kutim yang terdapat kemungkinan akan dialokasikan pada tahun anggaran 2022.
Dari sisi pemasaran, pisang kepok grecek sudah berhasil di ekspor ke Malaysia dan memenuhi pasar lokal untuk Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Sangatta.
Selain itu, Erry menjelaskan pihaknya juga mengikuti pameran pangan di luar Kaltim untuk terus mencari peluang pasar dalam negeri.
Baca Juga
“Di Jogja kemaren kita ikut pameran dan sudah menjalin MoU,” jelasnya.
DPTPH Kaltim saat ini menjamin ketersediaan benih pisang kepok grecek dengan memberdayakan penangkar bibit pisang di Kutim serta melalui peran UPTD padi dan hortikultura.
“Untuk menjadikan Pisang kepok grecek unggul, orientasi ke depan untuk benih di UPTD akan diperbanyak dengan sistem kultur jaringan,” terang Erry.
Kendati demikian, laboratorium kultur jaringan yang dimiki saat ini terkendala soal keadaan gedung dan sumber daya manusia. Rencananya, ruangan laboratorium akan ditambah dan direnovasi serta pelatihan SDM dalam mendukung kegiatan pengembangan bibit Pisang kepok grecek.
“BBI (Balai Benih Induk) mengirimkan tiga orang untuk magang di Balitbu Sumatera,” kata Erry.
Adapun, dia menuturkan pihaknya telah mengusulkan Dana Alokasi Khusus (DAK) melalui anggaran APBN-P maupun APBN 2022 dalam rangka pembangunan gedung laboratorium tersebut.
“Jadi 2022 sudah bisa action [pembangunan] fisik gedung untuk mengakomodir pengembangan bibit,” tuturnya.
Pengembangan bibit saat ini dilakukan dengan cara konvensional, yaitu tunas bibit pisang di penangkaran diperbanyak melalui bonggol pisang untuk memperbanyak bibit Pisang kepok grecek.
Adapun, Erry mengakui pihaknya juga tengah melirik potensi jenis pisang Cavendish yang akan didorong untuk melakukan ekspor selain varietas unggulan pisang kepok grecek.
“Kita tetap pantau, [sekarang] dalam tahap nego,” pungkasnya.