Bisnis.com, SAMARINDA – Kalimantan Selatan menetapkan status siaga dalam menghadapi bencana buruk sebagai dampak La Nina.
Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Mujiyat menyatakan pihaknya mengambil langkah cepat penanggulangan bencana dengan penerapan status siaga.
"Setiap BPBD diimbau agar menyiapkan dirinya sebagai tindak langkah kesiapsiagaan," ujarnya yang dikutip, Rabu (10/11/2021).
Dia menambahkan, telah ada lima BPBD yang telah menyiapkan surat atau SK Bupati/Walikota tentang ke SK kesiagaan atau siaga darurat, yakni Kota Banjarmasin, Kabupaten Tapin, Balangan, Hulu Sungai Selatan dan Tapin.
BPBD Kalsel melakukan berbagai persiapan diantaranya yaitu penyiapan sarana prasarana hingga dapur umum.
"Apa yang perlu kita siagakan adalah fasilitas-fasilitas yang ada di BPBD, kita cek kesiapan pompa air, perahu karetnya termasuk kesiapan dapur umumnya," ujarnya.
Selanjutnya disebutkan bahwa pihak BPBD Kalsel juga telah melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota, untuk menindaklanjuti informasi yang diterima, sekecil apapun informasi sekarang tidak boleh diabaikan.
"Jadi kita harus siaga, apapun informasi dari BMKG nanti, kita harus waspada karena lebih baik kita sedia payung sebelum hujan," sebut Mujiyat.
Adapun, dia menuturkan bahwa Pemprov Kalsel telah membuat surat keputusan Gubernur tentang siaga darurat Provinsi.
"Dengan adanya surat edaran itu, kita telah mempersiapkan dari bulan sekarang, terhitung kalau pelaksanaannya dari bulan ini sampai dengan April 2022 mendatang, sehingga Pemprov Kalsel dapat melaksanakan kesiapsiagaan lebih awal," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yang menunjukkan bahwa nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.
Kondisi tersebut berpotensi akan terus berkembang dan kehadiran La Nina pada 2021/2022 diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.
Kemudian, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November sampai dengan Januari terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan dengan peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 hingga 70 persen dari normal.