Bisnis.com, SAMARINDA – Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Bank Indonesia Kalimantan Timur mengembangkan produk pariwisata berbasis masyarakat di Pulau Maratua, Kabupaten Berau selama 3 tahun.
Staf Peneliti Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB Yani Adriani menyatakan hal tersebut diluncurkan pertama kali Juli 2020 melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).
Dia menambahkan, pihaknya turut memberdayakan SDM lokal, mulai jasa, homestay, hingga kelompok sadar wisata (Pokdarwis) terkait.
"Selama dua tahun berjalan, salah satu Pokdarwis binaan yaitu Teluk Harapan masuk 100 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan juara ketiga Pokdarwis se Kaltim," ujarnya yang dikutip, Sabtu (13/11/2021).
Di tahun 2022, homestay desa wisata yang ada di Pulau Maratua akan distandarisasi setingkat ASEAN dan ditargetkan mendapatkan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award), Apresiasi Kelompok Sadar Wisata Nasional (AKSWN), dan masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia.
“Tahun depan kita harapkan ketika nanti Covidnya sudah mulai melandai mereka sudah siap menerima wisatawan asing maupun domestik menggunakan jasa mereka, sehingga tidak hanya masuk ke resort-resort besar,” paparnya.
Baca Juga
DI sisi lain, Bupati Kabuapten Berau turut memperkenalkan pariwisata unggulan daerah ke delegasi negara Eropa.
Bupati Kabuapten Berau Sri Juniarsih menyatakan Berau mempunyai potensi alam yang tidak kalah dibandingkan dengan sejumlah obyek wisata terkenal di dunia.
Hal tersebut disampaikan pada pertemua dengan Delegasi Norwegia Hans Brattskar, dimana dia berharap Norwegia bisa membantu Berau dalam pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pariwisata.
Adapun, Hans menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut ke departemen teknis, setelah melihat keindahan Pulau Maratua, Kakaban dan Derawan dari sebuah video.
"Sebagai negara yang komitmen soal perubahan iklim termasuk soal lingkungan hidup tentu akan memperhatikan apa yang diharapkan Bupati Berau," pungkasnya.
Sebagai informasi, Bupati Berau berada di Eropa untuk mengikuti Conference of Parties (COP) 26 United Nation Framework Climate Change Confrence (UNFCCC) di Glasgow Inggris.
Dia menjadi salah satu narasumber dari soft diplomacy keberhasilan pengendalian perubahan iklim di Kaltim dengan tema Multi Stakeholders Action for Achieving Indonesia FOLU Sink 2030: What are RED+ benefits for us?.