Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Catat Inflasi Kaltim Capai 0,17 Persen

Provinsi Kaltim mengalami Inflasi yang tetap terkendali yaitu sebesar 0,17 persen pada November 2021.
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang aneka bahan bumbu masakan tertidur saat menunggu calon pembeli di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami inflasi yang tetap terkendali yaitu sebesar 0,17 persen (mm) pada November 2021.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono menyatakan Benua Etam mengalami inflasi yang rendah dan terkendali meski dibawah inflasi nasional. Inflasi Kaltim bulan ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,04 persen (mtm).

“Secara tahunan, inflas IHK November 2021 tercatat sebesar 1,71 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya mencapai 1,91 persen (yoy) dan nasional yang berada pada pada 1,75 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/12/2021).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi November 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harga pada kelompok transportasi setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi yang cukup dalam.

Tutuk menyebut, dengan diterapkannya pelonggaran persyaratan perjalanan akibat melandainya penyebaran COVID-19 menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok transportasi.

Selanjutnya, kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,30 persen (mtm), dimana pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,12 persen.

“Kelompok transportasi merupakan kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan ini,” katanya.

Secara spesifik, tarif angkutan udara merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim bulan ini dengan kenaikan harga sebesar 10,76 persen (mtm) dan andil 0,15 persen (mtm) terhadap pembentukan inflasi Kaltim.

Sebelumnya, pelonggaran mendorong masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas perjalanan baik untuk melakukan perjalanan dinas maupun pribadi. Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat masih mengalami deflasi.

Tutuk mengungkapkan bahwa, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), tetapi tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,30 persen (mtm).

Adapun, komoditas utama penyumbang deflasi dari kelompok tersebut adalah kangkung dan akan layang/benggal, kedua komoditas tersebut masing-masing mempunyai andil deflasi sebesar 0,06 persendan 0,04 persen dengan tingkat penurunan harga mencapai 20,71 persen dan 4,40 persen.

Berlanjutnya defiasi pada komoditas pangan tersebut disebabkan melimpahnya pasokan di tengah permintaan yang masih terparitau relatif stabil.

Sebagai informasi, koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayahKalimantan Timur terus dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan keterjangkauan harga.

Pada bulan November 2021, telah dilakukan rapat koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok pada masa pandemi serta menjelang hari besar keagamaan nasional Nataru (Natal 2021 dan Tahun Baru 2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper