Bisnis.com, SAMARINDA –- Pemerintah Kota Bontang membeberkan sejumlah upaya dalam menangani menangani defisit air baku yang mencapai 200 liter per detik.
Wali Kota Bontang Basri Rase menyatakan air baku tersebut dapat memenuhi kebutuhan warga Kota Bontang maupun Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
“Kita ketahui bersama saat ini di kota Bontang bahwa penduduknya 156 ribu jiwa, kebutuhan air 2020 saja 635 liter per detik dan produksi air 2020 sekitar 436 liter per detik dan defisit air sekitar 200 liter perdetik,” ujarnya, Jum’at (17/12/2021).
Dia menambahkan, saat ini Kota Bontang memerlukan sumber air baku mengingat seluruh sumber air dari PDAM menggunakan air bawah tanah.
“Dan semakin hari terjadi penurunan kualitas air baku disebabkan faktor alam dan non teknis, kita belum mampu memenuhi 24 jam sehari, hanya 19 jam sehari,” katanya.
Basri menjelaskan penggunaan air sumur dalam memiliki biaya operasional dan perawatan yang tinggi, dimana jumlah sambungan rumah tangga di Kota Bontang saat ini mencapai 29.800 sambungan.
Di sisi lain, dia mengungkapkan terdapat Bendungan Marangkayu sebagai calon sumber air baru direncanakan mampu mensuplai kapasitas air baku mencapai 450 liter per detik.
“Yaitu 200 liter per detik untuk Bontang, 250 liter per detik Kutim, [apabila] status bendungan selesai konstruksi,” ungkapnya.
Kemudian, terdapat pula sumber alternatif bendungan Suka Rahmat, yang berpotensi mengalirkan air baku sebesar 175 liter per detik, yaitu 75 liter per detik untuk Kutim, dan 100 liter per detik untuk Kota Bontang.
Adapun, Basri menuturkan bahwa pihaknya juga berencana menggunakan alternatif sumber air baku kota Bontang dengan memanfaatkan air eks tambang PT Indominco Mandiri (IMM), dengan potensi sebesar 175 liter per detik, yaitu 100 liter per detik untuk Kota Bontang dan 75 liter per detik untuk Kutim
“Jadi ini adalah sumber alternatif untuk Bontang, harapan segera terealisasi utk memenuhi kebutuhan air Bontang,” pungkasnya.