Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Memprakirakan Inflasi Kaltim 4 Persen pada Kuartal II/2022

Inflasi itu terjadi seiring dengan menggeliatnya aktivitas masyarakat yang didukung membaiknya penanganan Covid-19 akibat upaya vaksinasi yang masif.
Cabai salah satu komoditas yang kerap memengaruhi signifikansi pergerakan bahan pangan./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Cabai salah satu komoditas yang kerap memengaruhi signifikansi pergerakan bahan pangan./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Bank Indonesia memprakirakan inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada kuartal II/2022 dapat mencapai 4 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali menyatakan hal itu terjadi seiring dengan menggeliatnya aktivitas masyarakat yang didukung membaiknya penanganan COVID-19 akibat upaya vaksinasi yang masif. “Namun [inflasi] tetap berada pada rentang 3,59 persen (yoy) – 4,39 persen (yoy),” ujarnya, Selasa (26/7/2022).

Berdasarkan data Bank Indonesia, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tercatat sebesar 0,47 persen pada Juni 2022 atau lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,59 persen (month-to-month/mtm).

Ricky menambahkan inflasi Kaltim pada kuartal II/2022 juga diprakirakan sedikit meningkat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Menurutnya, inflasi Kaltim diprakirakan berada pada rentang 3,53 persen (yoy) - 4,33 persen (yoy).

Dia menyebutkan, tekanan inflasi dari penyesuaian berbagai harga komoditas sejalan dengan Penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10 persen menjadi 11 persen yang berlaku sejak 1 April 2022.

“Tekanan inflasi juga turut didorong oleh kenaikan harga LPG non-subsidi, kenaikan cukai rokok, dan rencana pengurangan subsidi listrik,” katanya.

Ricky memaparkan secara spesifik, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga akan mengalami inflasi walau sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

“Seiring dengan upaya yang lebih baik dalam pengendalian inflasi pangan, seperti subsidi bahan pangan, penguatan TPID, dan dikecualikannya sembako dari kebijakan kenaikan PPN di tengah La Nina yang diprakirakan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022,” paparnya.

Selanjutnya, kelompok transportasi diprakirakan juga akan mengalami inflasi dan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Hal tersebut didorong oleh mobilitas masyarakat terutama frekuensi angkutan udara yang terus membaik di tengah prasyarat penerbangan yang lebih longgar,” terang Ricky.

Di sisi lain, dia mengungkapkan harga migas dunia yang juga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu diprakirakan mendorong penyesuaian harga bahan bakar rumah tangga dan tarif angkutan travel, kenaikan cukai rokok, rencana pengurangan subsidi/diskon tarif listrik sehingga berisiko meningkatkan tekanan inflasi Kaltim.

Adapun, dia menuturkan bahwa realisasi inflasi Kaltim pada kuartal II/2022 sudah lebih tinggi jika dibandingkan dengan realisasi inflasi nasional yang sebesar 2,64 persen (yoy) dan merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir bahkan jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19.

“Meskipun terjadi peningkatan dibandingkan periode sebelumnya, inflasi Kaltim masih menjadi yang terendah jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi seluruh provinsi di Kalimantan yang sebesar 3,37 persen (yoy),” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper