Bisnis.com, BALIKPAPAN — Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang berorientasi pada ekspor diprediksi masih akan terus tumbuh di tahun 2022.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Ricky P Gozali menyatakan prospek harga komoditas ekspor utama di tahun 2022 masih berada pada level tinggi dan cenderung mengalami peningkatan dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Dia menambahkan, hal itu terjadi akibat peningkatan permintaan dari negara tujuan seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi.
“Namun tidak disertai dengan pasokan komoditas yang cukup karena terganggunya produksi di negara pemasok baik dikarenakan ketidakstabilan kondisi geopolitik maupun faktor eksternal lainnya,” ujarnya, Rabu (27/7/2022).
Menurutnya, kinerja ekspor Kaltim pada kuartal I/2022 masih berada dalam jalur pertumbuhan positif, meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya akibat adanya kebijakan pelarangan ekspor batu bara.
Menurut data Bank Indonesia, kinerja ekspor Kaltim tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 0,48 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,32% (yoy) pada kuartal I/2022.
Baca Juga
Perlambatan kinerja ekspor tersebut didorong utamanya oleh kinerja volume ekspor batu bara yang mengalami kontraksi karena adanya kebijakan pelarangan ekspor batu bara guna memenuhi pasokan batu bara pada pembangkit listrik nasional.
Volume ekspor luar negeri batu bara Kaltim tercatat mengalami kontraksi sebesar 27,15 persen (yoy). Kemudian, berdasarkan negara atau kawasan tujuan utama, volume ekspor batu bara Kaltim ke Tiongkok, India, dan ASEAN tercatat masing-masing terkontraksi sebesar 35,83 persen (yoy), 23,62 persen (yoy), dan 29,80 persen (yoy).
Selain itu, kinerja ekspor yang melambat juga didorong oleh penyusutan ekspor CPO lebih dalam dari kuartal sebelumnya, dimana volume ekspor CPO Kaltim tercatat sebanyak 5,71 juta ton atau terkontraksi sebesar 12,54 persen (yoy).
Adapun, dia menuturkan bahwa volume ekspor CPO Kaltim ke Tiongkok tercatat mengalami penuurnan hingga 66,31 persen (yoy) atau lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya terkontraksi 10,62 persen (yoy) sepanjang kuartal I/2022.