Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Kalbar Tumbuh 6,48 Persen, Begini Kondisinya

Capaian tersebut meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,46 persen (yoy).
Anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sedang panen ikan tirus di Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya, Kalimantan Barat belum lama ini. /Foto-Dokumentasi KUPS
Anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sedang panen ikan tirus di Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya, Kalimantan Barat belum lama ini. /Foto-Dokumentasi KUPS

Bisnis.com, BALIKPAPAN —  Bank Indonesia mencatat kinerja ekonomi Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) tumbuh sebesar 6,48 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar Agus Chusaini menyatakan capaian tersebut meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 4,46 persen (yoy).

“Pertumbuhan ini searah dengan pertumbuhan yang terjadi pada regional Kalimantan dan nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jum’at (23/12/2022).  

Dia menilai pertumbuhan ekonomi Kalbar masih lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi regional kawasan Kalimantan yang tumbuh sebesar 5,67 persen (yoy) dan nasional yang tumbuh sebesar 5,72 persen (yoy).

Kendati demikian, pangsa ekonomi Kalbar melorot terhadap perekonomian kawasan di Kalimantan, yaitu dari 15,31 persen menjadi 15,12 persen pada kuartal III/2022.

“Di sisi lain, kontribusi total perekonomian kawasan Kalimantan terhadap perekonomian nasional pada kuartal III/2022 sebesar 8,24 persen, meningkat dibandingkan dengan kontribusi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 8,18 persen,” terang Agus.

Dia melanjutkan, hal itu terjadi seiring peningkatan kinerja beberapa sektor utama kawasan Kalimantan terutama pertambangan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta pertanian.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalbar didukung oleh pelonggaran pembatasan sosial dan syarat penerbangan di tengah melandainya kasus konfirmasi Covid-19, dan upaya percepatan vaksinasi khususnya dosis booster yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah sehingga menjaga momentum pemulihan mobilitas dan konsumsi masyarakat.

Selain itu, kebijakan penghapusan sementara pungutan ekspor CPO melalui mulai 15 Juli 2022 mendorong pemulihan di lapangan usaha sejalan dengan peningkatan serapan TBS di tengah normalisasi stok dan kapasitas produksi produsen CPO setelah sebelumnya terdampak kebijakan moratorium ekspor minyak kelapa sawit pada kuartal sebelumnya.

“Semakin maraknya penyelenggaraan MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions), utilisasi produksi pabrik pengolahan CPO dan alumina yang terjaga, peningkatan mobilitas di perbatasan Kalimantan Barat-Serawak, serta peningkatan aktivitas perekonomian di beberapa tempat hiburan turut mendorong peningkatan kinerja pada berbagai LU yang berkaitan,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper