Industri Pengolahan Kaltim 2022 Tumbuh Lebih Baik

Kinerja industri pengolahan yang meningkat mencerminkan perbaikan dalam sektor migas, terutama dalam lifting minyak bumi dan gas.
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021)./Bloomberg-Dimas Ardian
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Bank Indonesia mencatat Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan di Kaltim sepanjang 2022 tumbuh lebih baik dari tahun lalu. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Ricky P Gozali menyatakan sepanjang tahun tersebut, industri pengolahan tumbuh sebesar 3,58 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), naik dari tahun 2021 sebesar 2,45 persen (yoy). 

Dia mengungkapkan bahwa perbaikan ini sejalan dengan peningkatan kilang migas dan harga komoditas industri pengolahan yang berada pada level tinggi, meskipun mengalami fluktuasi sepanjang tahun, khususnya untuk Crude Palm Oil (CPO).

"Kinerja industri pengolahan yang meningkat mencerminkan perbaikan dalam sektor migas, terutama dalam lifting minyak bumi dan gas," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/3/2023). 

Dia menambahkan, pertumbuhan lifting minyak bumi mencapai 13,31 persen (yoy) pada kuartal IV/2022. Sedangkan lifting gas membaik dari kontraksi 13,71 persen (yoy) pada kuartal III menjadi kontraksi 2,35 persen (yoy) pada kuartal yang sama.

Sementara itu, perbaikan dalam industri bahan kimia organik dan CPO didorong oleh kenaikan ekspor, dengan ekspor kimia organik tumbuh sebesar 142,10 persen (yoy) pada kuartal IV/2022, meningkat tajam dari kontraksi sebesar 98,82 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya. 

Selanjutnya, ekspor CPO mengalami pertumbuhan 27,73 persen (yoy), naik dari pertumbuhan 6,22 persen (yoy) pada kuartal III/2022.

Ricky mengungkapkan bahwa tingginya harga komoditas seperti CPO di Kaltim pada kuartal IV/2022 mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan ekspor dan kinerja industri pengolahan. 

"Harga CPO yang tinggi telah mendorong korporasi untuk meningkatkan produksi, yang pada gilirannya telah berkontribusi pada pertumbuhan ekspor dan menguatkan kinerja industri pengolahan," ungkapnya.

Dari sisi keuangan, penyaluran kredit kepada lapangan usaha industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan positif. 

Pada kuartal IV/2022, penyaluran kredit industri pengolahan tumbuh 58,08 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan 51,46 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya. 

Selain itu, kualitas penyaluran kredit juga membaik, terlihat dari penurunan risiko kredit industri pengolahan yang signifikan. Non-Performing Loan (NPL) turun ke level 0,15 persen dari kuartal sebelumnya yang mencatatkan NPL di atas ambang batas 7,86persen.

Dia menuturkan bahwa peningkatan penyaluran kredit di industri pengolahan Kaltim turut berperan dalam mencapai peningkatan kinerja LU industri pengolahan. 

"Hal ini mengindikasikan bahwa penyaluran kredit yang lebih baik di industri pengolahan Kaltim telah berkontribusi pada peningkatan kinerja sektor ini," kata Gozali.

Secara keseluruhan, perbaikan yang signifikan dalam kinerja industri pengolahan di tahun 2022 menunjukkan potensi sektor ini untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper