Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan IKN Dongkrak Pangsa Konstruksi Kaltim

Awal pembangunan infrastruktur dasar IKN yang dimulai secara masif pada kuartal III/2022 dinilai telah mengubah struktur PDRB Kaltim.
Penampakan proyek Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (5/6/2024) - Youtube Setpres
Penampakan proyek Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (5/6/2024) - Youtube Setpres

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Sektor konstruksi di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan signifikan seiring dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dimulai setelah pengesahan Undang-Undang Ibu Kota Nusantara pada kuartal I/2022. 

Bahkan, awal pembangunan infrastruktur dasar IKN yang dimulai secara masif pada kuartal III/2022 dinilai telah mengubah struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Timur Budi Widihartanto menyatakan tiga lapangan usaha (LU) utama, yaitu konstruksi, tambang, dan industri pengolahan, mengalami perubahan pangsa. 

“Pangsa konstruksi dan LU lainnya meningkat, sementara pangsa tambang dan industri pengolahan menurun, mengingat ketergantungan pada sumber daya alam,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (24/6/2024).

Secara historis, Budi menyebutkan rata-rata pangsa LU utama Kaltim pada periode kuartal I/2011 hingga kuartal II/2022 adalah LU Pertambangan sebesar 48%, LU Industri Pengolahan 19%, LU Konstruksi8%, dan LU lainnya sebesar 25%. 

Namun, angka tersebut berubah menjadi 46% LU Pertambangan, 17% LU Industri Pengolahan, 10% LU Konstruksi, dan 27% LU lainnya pada kuartal III/2022. 

“Sejalan dengan menggeliatnya LU Konstruksi sebagai salah satu pendukung ekonomi Kaltim, laju pertumbuhannya juga terdorong tinggi sejak triwulan III 2022 dan juga mendorong perekonomian Kaltim tumbuh lebih tinggi daripada regional Kalimantan dan Nasional sejak kuartal IV/2022,” terang Budi. 

Pada kuartal III 2022, LU Konstruksi tumbuh 9,28% (yoy), lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan periode 2011 hingga kuartal II 2022 yang hanya 3,81% (yoy). 

Kemudian, Budi menyebutkan sektor ini terus tumbuh dengan rata-rata 14,49% (yoy) sejak kuartal IV 2022 dan mencapai puncaknya pada kuartal II/2023 dengan pertumbuhan sebesar 20,47% (yoy). 

"Peningkatan pangsa LU Konstruksi tidak terlepas dari pembangunan IKN yang masif, yang secara signifikan meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kaltim," katanya.

Bersamaan dengan meningkatnya pangsa LU Konstruksi, kata Budi, Kaltim juga mengalami peningkatan kunjungan yang tercermin dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel dan jumlah penumpang penerbangan domestik yang lebih tinggi pasca dimulainya pembangunan IKN. 

“Hal ini berdampak pada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat dan perdagangan, terlihat dari indeks penjualan eceran yang meningkat sejak periode tersebut. Peningkatan ini juga menunjukkan dampak positif pada LU Perdagangan,” katanya.

Selain itu, dia menjelaskan aktivitas ekonomi masyarakat yang meningkat turut meningkatkan konsumsi listrik untuk rumah tangga, industri, dan pembangunan. 

Budi mengungkapkan bahwa LU Konstruksi diproyeksi terus tumbuh optimis dan berpotensi mendorong kinerja lapangan usaha sekunder dan tersier lainnya.

“Anggaran pembangunan IKN tahun 2024 yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp36 triliun pada kuartal I/2024, atau tumbuh sekitar 64% (yoy) dibandingkan dengan pagu tahun 2023. Peningkatan anggaran tersebut mengindikasikan pembangunan IKN yang diprakirakan tetap akan berlangsung masif hingga akhir tahun 2024,” katanya.

Adapun, Budi menuturkan optimisme ini diperkirakan akan terus mendongkrak pertumbuhan LU Konstruksi serta LU Sekunder dan Tersier di Kaltim seiring dengan berkembangnya investasi di sektor non-primer.

“Tren positif ini berpotensi menggeser struktur perekonomian Kaltim dalam jangka panjang,” pungkas Budi.

Sebagai informasi, menurut data yang dihimpun oleh Otorita IKN (OIKN), total investasi yang masuk ke IKN telah mencapai Rp49,6 triliun hingga groundbreaking pada Maret 2024, dan ditargetkan mencapai Rp100 triliun hingga akhir 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler