Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Kaltim Ditopang Kenaikan Harga Pangan dan Transportasi

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat tekanan inflasi sebesar 7,31% year-on-year (yoy) dengan kontribusi 2,09% yoy.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta sektor transportasi menjadi pemicu utama inflasi di Kalimantan Timur pada kuartal I/2024.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatat tekanan inflasi sebesar 7,31% year-on-year (yoy) dengan kontribusi 2,09% yoy. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 7,68% yoy, kelompok ini tetap menjadi kontributor utama inflasi.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widihartanto menyatakan sektor transportasi juga menunjukkan laju inflasi yang signifikan sebesar 2,03% yoy dengan andil 0,27% yoy, turun dari 4,67% yoy pada kuartal sebelumnya.

“Walaupun terjadi peningkatan permintaan moda transportasi angkutan udara seiring dengan implementasi cuti bersama di kuartal I 2024 serta dampak pembangunan IKN yang semakin masif, namun peningkatan permintaan tersebut tidak setinggi jika dibandingkan dengan permintaan pada momen HBKN Nataru 2024 di kuartal sebelumnya," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu  (26/6/2024).

Menurut Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim Mei 2024, beras dan minyak goreng adalah dua komoditas yang konsisten menyumbang inflasi dan deflasi sepanjang periode Oktober 2023 hingga Maret 2024.

Menurut Budi, beras mencatat kenaikan harga yang berkelanjutan, terutama pada bulan Maret 2024, akibat penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) dan peningkatan permintaan menjelang bulan Ramadan.

Di sisi lain, minyak goreng secara konsisten menurunkan harga, menunjukkan adanya stabilitas pasokan yang baik.

Pola musiman juga terlihat jelas pada beberapa komoditas, seperti cabai rawit yang menyumbang inflasi di akhir 2023 namun berbalik menyumbang deflasi di awal 2024 yang mencerminkan dinamika pasar yang sangat dipengaruhi oleh musim tanam dan panen.

Sementara itu, kenaikan harga beras sebagai bahan pokok utama mencerminkan tantangan besar bagi daya beli masyarakat.

Di sisi lain, Budi mengungkapkan bahwa penurunan harga minyak goreng dan daging ayam ras memberikan sedikit kelonggaran bagi konsumen.

Sektor transportasi, khususnya angkutan udara, terus menjadi variabel penting dalam inflasi daerah, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang meningkatkan mobilitas.

"Meskipun inflasi di sektor transportasi lebih rendah pada kuartal ini, pembangunan IKN yang masif diperkirakan akan menjaga tekanan inflasi tetap tinggi di masa mendatang," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper