Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buntut Dinamika Global, Resiliensi Ekonomi Kaltim Diperkuat

Ketidakpastian arah kebijakan negara maju, terutama Amerika Serikat menuntut resiliensi bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim).
Progres pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kaltim, Senin (6/5/2024) - (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)
Progres pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kaltim, Senin (6/5/2024) - (ANTARA/Muzdaffar Fauzan)

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Ketidakpastian arah kebijakan negara maju, terutama Amerika Serikat menuntut resiliensi bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim).

Tak pelak, dinamika global tersebut berdampak pada aliran modal dan ekspor-impor Indonesia dan juga bagi struktur ekonomi daerah.

“Kondisi ini perlu menjadi perhatian. Dalam langkah untuk mendukung ekonomi daerah sinergi dan kolaborasi ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan yang sesuai dengan asta cita,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Budi Widihartanto dalam keterangan resmi, Senin (3/2/2025). 

Kendati demikian, dia mengungkapkan stabilitas sistem keuangan di Kaltim tetap kondusif meski dihadapkan pada tantangan eksternal dan internal yang cukup berat.

“Pertumbuhan ini tentunya dapat dicapai tidak lain dengan kontributor utama di wilayah timur karena masih banyak daerah timur yang masih dapat dioptimalkan,” ungkapnya.

Senada, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, Parjiman menjelaskan sektor jasa keuangan di Kaltim menunjukkan ketahanan yang baik.

"Stabilitas sektor jasa keuangan masih stabil di tengah guncangan ketidakpastian global. Sejalan dengan kondisi jasa sektor keuangan di Kalimantan Timur, stabil tercermin dari sektor perbankan dan NPL kita cukup terjaga di angka 1,65% dan tren NPL yang menurun hingga di angka 1,08%,” jelasnya. 

Selain itu, dia menyebutkan tren kredit perbankan di Kalimantan Timur tumbuh sebesar 8,57% (yoy) pada Desember 2024. 

Menurutnya, penyaluran kredit perbankan didominasi oleh sektor Pemilikan Peralatan Rumah Tangga, Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan, serta perdagangan besar dan eceran. 

Sementara itu, berdasarkan lokasi proyek, sektor Pertambangan dan Penggalian menjadi yang terbesar, disusul sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan. 

Kemudian, dia berharap kolaborasi antara BI, OJK, dan perbankan di Kaltim bisa fokus terhadap penguatan literasi dan edukasi keuangan, termasuk inklusi keuangan, perlindungan konsumen, Cinta Bangga Paham Rupiah, dan keuangan digital. 

Lebih lanjut, inovasi digitalisasi pembayaran, peningkatan akseptasi pembayaran digital, serta sinergi dan kolaborasi peningkatan akses pembiayaan UMKM dan ketahanan pangan juga menjadi sorotan bersama.

“Ke depan, sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin ini akan terus diperkuat, dengan tujuan utama memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper