Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Momentum Positif Pertanian, NTP Kalimantan Timur Melonjak Maret 2025

Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur tercatat mencapai 148,93 pada Maret 2025, atau naik sebesar 0,56% dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur tercatat mencapai 148,93 pada Maret 2025, atau naik sebesar 0,56% dibandingkan bulan sebelumnya / Bisnis-Paulus Tandi Bone
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur tercatat mencapai 148,93 pada Maret 2025, atau naik sebesar 0,56% dibandingkan bulan sebelumnya / Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur tercatat mencapai 148,93 pada Maret 2025, atau naik sebesar 0,56% dibandingkan bulan sebelumnya.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga menunjukkan performa yang baik dengan nilai 155,23, atau meningkat tajam sebesar 1,71% dari bulan Februari 2025.

Kenaikan NTP dan NTUP ini menjadi angin segar bagi para petani di Bumi Etam. Secara mendasar, lonjakan NTP didorong oleh kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) yang cukup signifikan, mencapai 2,41%. 

Di sisi lain, Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) hanya mengalami peningkatan yang moderat, yaitu 1,85%. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan fenomena ini menandakan bahwa harga produk pertanian yang diterima petani tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan kenaikan biaya produksi dan konsumsi mereka.

"Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani," kata Yusniar Juliana dalam keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).

Lebih lanjut, Yusniar merinci pergerakan NTP dan NTUP di berbagai subsektor pertanian. Dari NTP, 2 subsektor tampil sebagai motor penggerak kenaikan, yaitu hortikultura dengan pertumbuhan 2,54% dan tanaman perkebunan rakyat yang meningkat 0,94%. 

Di sisi lain, tidak semua subsektor bernasib serupa. Sebanyak 3 subsektor justru mengalami koreksi, yaitu tanaman pangan yang turun 0,51%, peternakan merosot 0,58%, dan perikanan yang terkoreksi 0,96%.

Berbeda dengan NTP, NTUP menunjukkan performa yang lebih merata. Sebanyak 4 subsektor mencatatkan pertumbuhan positif, di antaranya tanaman pangan (0,75%), hortikultura (4,47%), tanaman perkebunan rakyat (2,05%), dan perikanan (0,40%). 

Subsektor peternakan menjadi satu-satunya yang mengalami penurunan NTUP, walaupun hanya sebesar 0,31%.

Menurut Yusniar, kenaikan IT menjadi kunci utama di balik performa NTP dan NTUP yang positif ini. 

Pada Maret 2025, IT tercatat sebesar 182,43, yang berarti harga produksi pertanian rata-rata telah meningkat 82,43% dibandingkan tahun dasar 2018. 

Kenaikan IT mencerminkan permintaan pasar yang kuat terhadap produk pertanian Kalimantan Timur.

Sementara itu, IB juga mengalami kenaikan meski dalam tingkat yang lebih rendah. IB yang merepresentasikan biaya konsumsi rumah tangga petani dan biaya produksi, tercatat sebesar 122,50.

Kenaikan IB ini sebagian besar dipicu oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 2,29%.

Dalam skala nasional, dari 38 provinsi yang tercatat, Kalimantan Timur termasuk dalam 18 provinsi yang mencatatkan kenaikan NTP. 

Yusniar menuturkan jika dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, kenaikan NTP Kalimantan Timur sebesar 0,56% masih berada di bawah Kalimantan Barat (1,14%) dan di atas Kalimantan Tengah (0,29%). 

"Provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan justru mengalami penurunan NTP," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler