Bisnis.com, PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak memastikan untuk penataan kawasan kampung beting sebagai area wisata yang nyaman dikunjungi setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengucurkan dana tahun ini senilai Rp14 miliar.
Wali Kota Sutarmidji mengatakan, penataan kawasan beting sebagai kawasan nelayan di Kota Pontianak masuk dalam prioritas Presiden RI Joko Widodo sehingga tahun ini sudah bisa dimulai penataannya.
“Presiden membandingkan kawasan Beting Pontianak dengan di kampung nelayan di Brunei Darussalam [Kampung Ayer Bandar Sri Begawan] yang memiliki rumah-rumah di atas air. Kalau kawasan Beting ditata maka tidak kalah menarik dengan di Brunei,” kata Sutarmidji, belum lama ini.
Untuk merealisasikan program itu, dia sendiri yang langsung turut hadir menandatangani kesepakatan tentang Penataan Kawasan Permukiman Nelayan atau Tepi Air Beting dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU dan PR pada Selasa (3/5), di Jakarta.
Dia mengatakan, penataan kawasan lebih baik itu sangat penting karena di sana terdapat peninggalan Masjid Jami' yang berumur lebih dari 200 tahun dan Keraton Kesultanan Melayu di pinggiran Sungai Kapuas.
Sutarmidji berharap selama pembangunan termasuk fokus terhadap kebersihan dan kerapian di Kampung Beting tersebut sehingga mampu menarik lebih banyak lagi kunjungan wisatawan lokal dan luar negeri ke Kota Pontianak.
Wilayah wisata di Kampung Beting akan diiterintegrasi dengan keberadaan Pasar Puring sebagai pasar tradisional untuk memacu gairah perekonomian masyarakat yang berada di Kecamatan Pontianak Utara dan Timur.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, kawasan Kampung Beting akan ditata ulang menjadi kawasan yang bersih dan rapi karena terdapat sejumlah titik area yang kumuh.
“Ketika air surut ada kawasan-kawasan yang indah dipandang. Kami akan memonitor daerah-daerah yang perlu diberikan insentif berupa perbaikan lingkungan dan drainase untuk mendorong kemajuan Pontianak Timur.”
Tindak lanjut kesepakatan Pemkot Pontianak bersama Kementerian PU dan PR itu untuk menata kawasan kampung nelayan, sebelumnya juga sudah masuk dalam program Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sesuai dengan RPJMN 2015-2019.
Berdasarkan data Bappeda Pemkot Pontianak, Bappenas memasukkan Kota Pontianak untuk direvitalisasi karena memiliki potensi besar sebagai kota sungai dengan pembangunan water front city.
Kota tersebut, yakni, Kota Tanjung Selor di Kalimantan Utara, Kota Sofifi di Maluku Utara, Kota Sintang di Kalimantan Barat dan Kota Baru di Kalimantan Selatan.