Bisnis.com, PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak dalam pekan ini mulai melakukan operasi pasar dalam penyediaan kebutuhan gula pasir untuk konsumen guna menekan harga jual komoditas tersebut yang mulai merangkak naik dan sekarang telah menyentuh nilai Rp16.000 per kilogram.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pontianak Hariyadi mengatakan, operasi dilakukan supaya para pedagang dan distributor gula mau menurunkan harga jual yang terjangkau untuk masyarakat Kota Pontianak.
“Harga mulai naik sudah Rp16.000, hari ini. Kami akan gelar operasi pasar dua tahap sampai menjelang bulan puasa tiba supaya harganya nanti menjadi Rp12.500,” kata Hariyadi kepada Bisnis, Selasa (24/5/2016).
Menurutnya, untuk tahap pertama akan disalurkan gula pasir melalui operasi pasar sebanyak 96 ton, kemudian, 2 minggu berikutnya akan dijual lagi sebanyak 69 ton gula pasir di 5 pusat pasar tradisional.
Hariyadi mengungkapkan, tingginya harga gula pasir di tingkat pedagang bukan disebabkan oleh ketersediaan gula yang langka melainkan trend setiap menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri tiba.
“Stok aman, harga naik ini kan karena spekulan yang nakal makanya kami pemerintah melakukan intervensi melalui operasi pasar supaya harga bisa disesuaikan oleh pedagang.”
Pihaknya menilai, selain dengan operasi pasar pihaknya akan terus menekan harga gula pasir tidak melambung di atas Rp12.500 di Kota Pontianak dengan menginspeksi mendadak gudang-gudang distribusi gula supaya suplai gula ke konsumen terjamin.
“Kami punya tim setiap minggu monitor di gudang penyalur hingga ke agen untuk mengecek stok gula minimal aman dalam jangka waktu 3 bulan ke depan untuk mengantisipasi kelangkaan barang.”
Selain gula pasir, kata dia, pada jelang hari raya Idul Fitri juga akan digelar operasi pasar untuk komoditas beras, telur, minyak goreng dan daging sapi yang merupakan komoditas-komoditas rawan mengalami kenaikan harga.
Langkah lainnya, setiap pasar tradisional telah dipasang layar yang menampilkan harga-harga komoditas sembilan kebutuhan pokok (sembako) dan sayur-sayuran sehingga tidak ada perbedaan harga antara pasar yang satu dengan pasar yang lainnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengeluhkan dengan harga gula pasir di pasar-pasar tradisional yang mulai merangkak naik.
“Sekarang harga gula naik terus. Inilah masalahnya, Kalbar harus mendatangkan gula dari luar daerah. Sebenarnya kalau pintu perbatasan batas (PLB) di Entikong bisa dibuka (izin impor gula) maka beli gula dari Malaysia lebih murah hanya Rp11.000.”