Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Kaltim Diimbau Jangan Belanja Berlebihan

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim Fuad Asaddin mengatakan kebutuhan pangan di Kaltim dipastikan masih aman.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI
Bisnis.com, SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengimbau agar masyarakat tidak belanja berlebihan menjelang hari raya Lebaran.
 
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim Fuad Asaddin mengatakan kebutuhan pangan di Kaltim dipastikan masih aman.
 
Namun pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk tidak belanja berlebihan agar tidak terjadi lonjakan harga barang dan menganggu persediaan.
 
“Kami menghindari panic buying, jadi belilah seperlunya. Lagi pula, stok aman. Jangan khawatir," ujarnya, belum lama ini.
 
Rerata kebutuhan beras di Kaltim mencapai 113 kilogram per kapita per tahun. Namun, dengan program diversifikasi pangan membuat konsumsi beras berkurang sehingga saat ini masyarakat di Kaltim hanya mengonsumsi sekitar 94 kg per tahun.
 
"Di gudang, masih ada 114.200 ton beras. Secara nasional pun stok beras aman. Jumlah ini cukup hingga lima bulan ke depan," katanya.
 
Dia menuturkan, kebutuhan beras, jagung dan kedelai di Kaltim masih belum dapat terpenuhi dan didatangkan dari daerah lain.
 
"Yang sudah terpenuhi di Kaltim sendiri perikanan dan singkong gajah. Unggas, kita baru terpenuhi 25%. Lahan kita ini kan didominasi hutan yang dibuka dan hanya beberapa hektare saja yang bisa ditanami padi. Selebihnya kita impor."
 
Saat ini, produksi lokal beras di wilayah yang dijuluki Bumi Etam ini hanya mampu mencukupi sebesar 75% hingga 80%, sisanya untuk mencukupi kebutuhan masyarakat didatangkan dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
 
Hingga akhir tahun target luas penanaman padi mencapai 115.707 Ha dengan rerata produksi mencapai 4,2 ton per hektare (Ha).
 
"Kalau akhir tahun target luas tanam ini sebesar 115.707 Ha ini tercapai, ini cukup untuk konsumsi beras masyarakat Kaltim karena kebutuhan beras di Kaltim sebanyak 400.000 ton," ucapnya.
 
Sementara itu, untuk target penanaman komoditas jagung hingga akhir tahun ini mencapai 6.433 Ha dan seluas 3.500 Ha untuk komoditas kedelai.
 
"Kalau jagung hanya cukup memenuhi kebutuhan sebesar 35% hingga 45%, sedangkan kedelai hanya 15% saja."
 
Menurut dia, masih sedikitnya produksi jagung di Kaltim karena kurang diminati penanamannya dan hanya sebagai komoditas sampingan. Sementara itu, untuk penanaman komoditas kedelai di Kaltim ini sangat sulit karena memerlukan tingkat keasaman atau potential of Hidrogen (pH) tanah yang cukup karena membutuhkan pengapuran.
 
"Untuk kedelai ini agak sulit karena butuh pH tanah yang cukup untuk pengapuran. Di Kaltim sendiri daerah yang mampu hanya Kutai Timur dan Berau."
 
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Mawardi B.H Ritonga mengatakan, memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri akan terjadi gejolak ekonomi dan inflasi.
 
"Kenaikan harga itu akan terjadi saat Ramadhan dan akan turun selesai Idul Fitri. Kenapa? Sekali lagi, ketika kita bicara ekonomi inflasi ada didalemnya unsur dampak sosial budaya. Mau puasa dan lebaran, ini pasti akan terjadi sesuai adat istiadat masyarakat permintaan bertambah," terangnya.
 
Harga akan naik karena adanya peningkatan permintaan. Namun, apabila selesai hari raya baik itu Idul Fitri, Natal maupun Tahun Baru, maka harga barang dan permintaan akan turun.
 
"Kami TPID [Tim Pengendali Inflasi Daerah] terus memantau harga dan stok kebutuhan agar tidak terlalu tinggi," ucap Mawardi.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Yoseph Pencawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper