Bisnis.com, BALIKPAPAN - PT Pupuk Indonesia (Persero) memilih Kota Balikpapan menjadi pilot project untuk pengolahan sampah organik menjadi bahan baku pupuk organik.
Pada Rabu (14/9/), perseroan menandatangi nota kesepahaman dengan Pemerintah Kota Balikpapan. Nota kesepahaman itu berisi tentang kesepakatan kerja sama mengenai pengolahan sampah organik. Nantinya, Kota Balikpapan akan memberikan bahan baku pupuk organik untuk PT Pupuk Indonesia.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Isdat mengatakan, pemilihan Kota Balikpapan sebagai pilot project adalah karena potensi sampah yang dihasilkan per tahunnya cukup tinggi, yakni 93.000 ton.
Dari jumlah tersebut, sampah organik yang dihasilkan diperkirakan mencapai 63.000 ton.
"Nanti Kota Balikpapan akan menyediakan bahan baku pupuk. Bahan baku itu nanti akan kami beli. Saat ini harga belinya masih kami diskusikan bersama dengan pemerintah," jelas Aas kepada wartawan, Rabu (14/9/2016).
PT Pupuk Indonesia tengah berupaya meningkatkan produksi pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan pola pemupukan berimbang secara berkala yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.
Adapun pola pemupukan berimbang yang dimaksud adalah 5:3:2, yaitu 500 kg pupuk organik, 300 kg NPK, dan 200 kg pupuk urea untuk setiap hektar lahan pertanian.
Saat ini, kapasitas produksi pupuk organik perseroan per tahunnya mencapai 2 juta ton. Produksi dilakukan melalui kemitraan dengan pihak lain. Dari jumlah tersebut, 1 juta ton dialokasikan untuk subsidi, sesuai dengan amanat yang diberikan oleh Kementerian Pertanian.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, pihaknya akan berupaya untuk menyediakan bahan baku sesuai spesifikasi yang dibutuhkan perseroan. Kerja sama ini juga dianggapnya mampu mewujudkan target zero waste yang diimpikannya.
"Kerja sama ini penting bagi Balikpapan, jadi sekarang sampah yang dihasilkan benar-benar bisa dimanfaatkan jadi pupuk organik. Sehingga pasar untuk pemanfaatan sampah organik pun tersedia, dengan begitu persoalan sampah tidak lagi jadi masalah bagi kota."