Bisnis.com, SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur tercatat mencapai inflasi terendah bulan Ramadan ini dalam 10 tahun terakhir.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Muhamad Nur menyatakan Kaltim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56% (m-t-m) pada Mei 2019, lebih tinggi dibandingkan 0,15% (m-t-m) bulan sebelumnya. Nur menyatakan tingkat inflasi Kaltim periode ini lebih rendah dari nasional sebesar 0,68% (m-t-m).
"Tercatat inflasi bulan Ramadan Kaltim tersebut merupakan yang terendah dalam periode 10 tahun terakhir," jelas Nur, Rabu (12/6/2019).
Berdasarkan kelompok pengeluaran, Nur menjelaskan inflasi tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan sebesar 2,31% (m-t-m/month-to-month). Dia menyebut inflasi bahan pangan disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat saat Ramadan.
Selain itu, mendekati akhir bulan permintaan akan komoditas pangan semakin membesar sejalan dengan persiapan menyambut Hari Raya Idulfitri.
"Akibatnya, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di antaranya adalah daging sapi dan daging ayam ras," paparnya.
Di samping bahan pangan, kelompok sandang juga mengalami inflasi sebesar 0,42% (m-t-m). Mendekati Hari Raya Idulfitri, umumnya sebagian besar masyarakat meningkatkan belanjanya untuk sandang.
"Budaya untuk menggunakan baju baru pada Hari Lebaran turut didukung oleh promosi yang dilakukan oleh banyak retail baik secara online ataupun offline," terang Nur.
Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi di kota Samarinda tercatat sebesar 0,42% (m-t-m) dan Balikpapan 0,75% (m-t-m). Sumber utama inflasi di kota Samarinda adalah bahan pangan.
BI Kaltim mencatat beberapa komoditas yang tercatat mengalami inflasi antara lain daging ayam ras 6,87% (m-t-m), bawang putih sebesar 23,99% (m-t-m), dan cabai merah sebesar 39,06% (m-t-m).