Bisnis.com, BALIKPAPAN — Pemerintah provinsi Kalimantan Timur mengajukan permohonan kepada PT Jasa Marga Balikpapan—Samarinda untuk menalangi terlebih dahulu kekurangan pendanaan bagi konstruksi ruas tol seksi I yang menjadi tanggung jawab pemerintah guna mengejar target operasional pada akhir tahun ini.
Adapun ruas tol yang dikenal dengan tol Balsam ini membentang sepanjang 99 km terdiri atas 5 seksi. Rinciannya ruas seksi I dan seksi V total sepanjang 33,11 km menjadi porsi yang dibangun oleh pemerintah atas skema Viability Gap Fund (VGF) supaya nilai investasinya lebih layak bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Sisanya ruas seksi II, III, dan IV merupakan investasi yang digarap oleh BUJT.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XII Kaltim Kaltara Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Refly Ruddy Tangkere mengatakan konstruksi fisik ruas seksi satu sepanjang 2,1 km masih terkendala karena belum dianggarkannya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akibat molornya penyelesaian dari tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Refly memperkirakan kebutuhan pendanaan itu senilai Rp200 miliar.
“Di situ kendala proses serah terima dari provinsi. Pak Gubernur sudah meminta untuk menangani dari sumber dana BUJT. Sudah meminta tetapi mereka [BUJT] belum memberikan kepastian. Karena itu kan sebetulanya bagian VGF. BUJT diminta ditangani dulu karena pemerintah kekurangan dana. Pemerintah harus bersikap karena harus selesai Desember,” jelasnya Senin (5/8/2019).
Selain itu, lanjut dia, pengerjaan oleh PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda dinilai bisa lebih cepat dibandingkan pemerintah yang terbentur oleh birokrasi.
“Kita nggak bisa diproses birokrasi dan kontrak selesai kalau ada tambahan di atas 10% lebih dari itu harus lelang. Nah, kami minta daripada lelang kembali dia [BUJT] saja yang mengerjakan,” jelasnya.
Secara umum, saat ini progress pembangunna fisik tol telah mencapai 92% dengan kemajuan pembebasan lahan sebesar 98%. Selain keterbatasan dana porsi pemerintah, pembebasan lahan juga menjadi faktor penting yang bisa menjadi penyebab molornya target serah terima pada akhir tahun ini.
Dia menyebutkan pembebasan lahan memang mundur dari jadwal semula yang semestinya tuntas pada April tahun ini.
“Diperkirakan dulu, kami selesai pembebasan tanah April tapi kembali bergeser ada beberapa di seksi lima itu selesainya September kalau tidak ada hambatan di konsinyasi. Itu sulit diprediksi. Kami masih mengupayakan akhir tahun ini bisa selesai,” tekannya.
Kepastian PT Jasa Marga Tbk. untuk menalangi kembali konstruksi memang harus dipertimbangkan. Pasalnya saat ini secara arus kas, BUJT telah dibebani memberikan dana talangan bagi pembebasan lahan tol. Penggantian bagi lahan tol akan dilakukan pemerintah melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Baca Juga
Diganti Kemudian
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari mengatakan, pada prinsipnya tanah merupakan kewajiban negara tetapi karena harus memenuhi serangkaian tata kelola, maka untuk proyek strategis nasional yang memerlukan percepatan dilakukan pembayaran terlebih dahulu oleh BUJT yang akan diganti oleh LMAN sesuai ketentuan.
Rahayu menyebutkan, LMAN telah melakukan pembayaran dana talangan ruas tol Balikpapan-Samarinda untuk Tahun Anggaran 2016 sampai dengan tahun senilai total Rp284,32 miliar.
Menurutnya, masih terdapat nilai yang menunggu kelengkapan dokumen dari PPK kepada LMAN dan masih ada sejumlah tagihan yang dalam proses penelitian administrasi di LMAN dan segera dibayarkan.
“Mengingat permohonan tersebut baru disampaikan kepada LMAN di minggu terakhir Juli 2019. Totalnya sekitar Rp162,28 miliar,” jelasnya.
Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi Rp9,9 triliun.
“Ditargetkan dapat rampung pada akhir tahun 2019. Adanya tol dapat memangkas biaya logistik barang dan jasa dan waktu tempuh antar dua kota tersebut dari semula sekitar 3 jam, menjadi hanya 1 jam,” katanya.
Berdasarkan data kementerian PUPR, Jalan Tol Balikpapan – Samarinda juga menjadi akses penghubung Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan. Akses menuju bandara ini dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit dengan melewati Seksi V ruas Balikpapan – Sepinggan yang hanya berjarak sekitar 8 km dari bandara tersebut.
Jalan tol Balsam dibangun sejak November 2016 terdiri dari 5 seksi, yaitu Seksi I ruas Balikpapan – Samboja (22,03 Km), Seksi II ruas Samboja – Muara Jawa (30,98 Km), Seksi III Muara Jawa – Palaran (17,50 Km), Seksi IV Palaran – Samarinda (17,95 Km), dan Seksi V ruas Balikpapan - Sepinggan (11,09 Km).
Dari lima seksi, Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dukungan pembangunan konstruksi di Seksi I dan Seksi V yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial ruas tol tersebut. Pembangunan Seksi 1 menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim sebesar Rp1,5 triliun dan APBN sebesar Rp271 miliar, dimana Rp79,88 miliar diantaranya dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar sepanjang 613 meter.
Sedangkan untuk Seksi V didanai oleh APBN yang berasal dari pinjaman dari Pemerintah China sebesar Rp848,55 miliar atau sekitar 8,5% dari total investasi. Untuk Seksi II-III dan IV, pembangunannya menggunakan dana Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Jasa Marga Balikpapan-Samarinda.
Diharapkan setelah terbangunnya jalan tol ini, akan menciptakan kawasan perekonomian baru di Pulau Kalimantan dengan mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batubara, migas, dan pertanian.