Bisnis.com, BALIKPAPAN-- Permintaan daging kerbau di Kalimantan Timur sebagai alternatif daging sapi mengalami peningkatan cukup pesat kendati baru mulai dipasarkan sejak akhir tahun lalu.
Perum Bulog Regional (Divre) Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) mencatat permintaan daging ini telah mencapai 420 ton hingga awal September 2019.
Kepala Bulog Divre Kaltim Arwakhudin Widiarso mengatakan jumlah penjualan ini membaik dibandingkan pada awal tahun lalu, di mana pihaknya mengalami kesulitan dalam penjualan. Tingginya penyerapan didorong oleh permintaan dari industri kuliner dan makanan olahan dalam kategori Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga
Namun, lanjut dia, pasokan untuk daging ini sempat tersendat lantaran kesulitan dalam menemukan pemasok yang bisa menyediakan kemasan per kilogramnya. Padahal tingginya permintaan bukan berasal dari industri besar
Di sisi lain Bulog hanya menyediakan kemasan meat box per 20 kg. Hingga saat ini, Bulog juga belum banyak menemukan industri pemotongan daging yang dapat membentu memecahkan persoalan tersebut.
“Kalau sekedar motong mungkin bisa tingal beli mesin potong kayu. Cuma kan higienitas dalam penegmasannya juga,” jelasnya Selasa (17/9/2019)
Selanjutnya, dia menyebutkan bahwa pasokan daging ini akan terus didatangkan tiap minggunya. Pada minggu ini setidaknya Bulog segera mendatangkan 70 ton pasokan daging kerbau. Komposisinya 90% dalam kemasan per kg sisanya sebanyak 10% untuk kemasan meat box.
“Kami jujur agak malu dengan agen, karena pengiriman selalu agak terlambat. Faktornya permintaan di agen bulog rata-rata meminta potongan satu kg. Suppliernya nggak bisa banyak Permintaan konsumen di sini rumah tangga bukan industri,” imbuhnya.
Adapun secara rata-rata, harga jual daging Kerbau di Balikpapan sama Samarinda berada di kisaran Rp70.000 per kg—Rp72.000 per kg. Namun untuk konsumen rumah tangga memang terdapat margin yang lebih besar dengan harga jual Rp75.000 per kg.
Lebih jauh, Arwakhudin mengatakan, Bulog sedang dalam proses menambah variasi olahan daging kerbau dalam bentuk bakso dan sosis. Selama ini pemesanan dari pabrik di Jakarta untuk mendatangkannya terhalang oleh tidak adanya jalur pengiriman daging olahan ke Kaltim.
Konsumsi Banyak Diserap ke Pengusaha Kuliner
Sementara itu, Kepala Divisi Komersil Bulog Divre Kaltimtara Yandra Drajat mengatakan, banyak pengusaha kuliner memanfaatkan daging kerbau sebagai alternatif bahan baku pangan makanan yang dijual. Jika dari dilihat bentuk dan rasa hampir sama dengan daging sapi . Selisih harganya pun sangat jauh, lebih murah dibandingkan dengan daging sapi.
Mengacu pada harga jual di pasaran daging kerbau dibandrol Rp75.000 sampai Rp80.000 perkilogram. Namun, untuk daging sapi harganya bisa mencapai Rp120.000 perkilogram. Bahkan daging sapi paling murah harganya bisa mencapai Rp90 ribu.
Permintaan daging kerbau tersebar di Kaltim dan Kaltara, permintaan terbanyak dari Kota Samarinda. Untuk penjualan daging kerbau ini distribusinya hingga ke Berau, dan beberapa daerah lainnya.
Dalam seminggu saja, Bulog Divre Kaltimtara menyediakan 60 ton daging kerbau atau daging impor india, sedangkan dia memperhitungkan kebutuhan daging kerbau di Kaltim dalam tiap minggunyasebanyak 100 ton.
Yandra menyebutkan, bahwa distribusi daging kerbau juga bergantung pasar. Dia mencontohkan pada Ramadan dan Lebaran sebanyak apapun stok dagingnya pasti diserap.
"Tapi, untuk serapan daging kerbau tahun lalu memang kecil, karena belum dibuka oleh Provinsi Kaltim. Kala itu kami masih terbentur persoalan izin. Dalam seminggu ini kami sudah distribusi sebanyak 60 ton, tergantung permintaan," katanya.
Menurutnya, masyarakat kini sudah mulai familiar dengan alternatif daging kerbau untuk konsumsi.
"Kan kebanyakan mereka suplainya ke home industri seperti penjual Bakso. Daging kerbau solusi pilihan pertama. Daging sapi malah pilihan ke dua, kalau tidak ada daging kerbau, baru menggunakan daging sapi.Terlihat pada operasi pasar kami, banyak masyarakat yang membeli,” tutupnya.