Bisnis.com, BALIKPAPAN—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpaan menggelar acara Grand Final Sekolah Peduli Rupiah 2019 sebagai puncak dari kegiatan edukasi dan kampanye cinta rupiah bagi sekolah menengah atas di Balikpapan.
Acara yang dihadiri Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto dan ratusan pelajar di Kota Balikpapan itu juga terdapat berbagai lomba seperti Lomba Mading Rupiah 3D, Lomba Cerdas Cermat Rupiah, serta Lomba Dance Rupiah.
Program Sekolah Peduli Rupiah merupakan program edukasi dan literasi tentang uang rupiah yang terdiri atas pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah, kampanye cinta rupiah, dasar hukum mata uang, serta kebanksentralan kepada sekolah menengah atas dan sederajat yang dilakukan melalui kompetisi antarsekolah. Kompetisi yang dinilai adalah kampanye cinta rupiah dan edukasi ciri-ciri keaslian uang rupiah (Cikur) melalui program kreatif dan inovatif untuk mendukung kualitas uang layak edar di Kota Balikpapan dan antisipasi peredaran uang palsu.
Program SPR pada tahun ini diikuti oleh 30 sekolah setingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah se-Kota Balikpapan dengan jumlah peserta mencapai 511 orang yang terdiri atas 60 orang peserta Duta Rupiah, 90 orang peserta Cerdas Cermat Rupiah, 87 orang peserta Mading 3D Rupiah, 214 orang peserta Dance Rupiah, dan 60 guru pendamping.
Sebagaimana tagline yang diusung dalam SPR 2019 yakni Pelajar Pejuang Rupiah yang bermakna bentuk bakti pelajar dalam menghormati dan menjunjung tinggi salah satu simbol atau lambang negara melalui menjaga, merawat, dan mencintai mata uang rupiah serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk selalu bangga dan merawat uang rupiah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto berharap kegiatan ini dapat membangun pondasi yang kuat terhadap kepedulian siswa dan siswi maupun guru terkait kampanye cinta rupiah, mampu membentuk karakter pelajar secara kuat melalui kemampuan berkomunikasi dan kepercayaan diri, serta mendorong peningkatan kualitas soil level (kondisi uang) di Kota Balikpapan.
Baca Juga
“Bank Indonesia mengapresiasi seluruh pihak atas dukungan dan bantuannya dalam program ini, terutama kepada Pemerintah Kota Balikpapan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur, perbankan atas kerjasama yang telah terbangun,” ujarnya, Minggu (10//11/2019).
Capaian program sekolah peduli rupiah tahun ini dapat dikatakan outstanding. Para pelajar yang digawangi oleh duta rupiah masing-masing sekolah sukses mengedukasi tentang uang rupiah baik cinta rupiah dengan tagline 5 Jangan maupun edukasi Cikur hingga 51.219 orang dengan total edukasi sebanyak 486 kali. Tak hanya itu, duta rupiah turut memfasilitasi penukaran uang lusuh ke Bank Indonesia yang mencapai sebesar Rp108.803.600,-.
Dalam program tersebut, Duta Rupiah SMAN 1 Balikpapan, Rafli Hudri Almufarid dan Kharisma Diva, terpilih sebagai Duta Rupiah Balikpapan Tahun 2019. Runner Up I Duta Rupiah adalah SMAN 2 Balikpapan Hikaru Hatsuse dan Putri Oktaviana Wahyu Ningrum dan Runner Up II Duta Rupiah adalah SMA Muhammadiyah Mujahidin, Ahmad Nur Fauzan dan Andi Rezti Maharani.
Adapun, pemenang Sekolah Peduli Rupiah tahun 2019 diraih SMAN 1 Balikpapan yang memperoleh piala bergilir Sekolah Peduli Rupiah Tahun 2019 dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan. Selanjutnya, peringkat kedua Sekolah Peduli Rupiah adalah SMAN 8 Balikpapan, dan peringkat ketiga adalah SMAN 3 Balikpapan.
Sementara, lomba dance rupiah dimenangkan oleh SMAN 8 Balikpapan, juara kedua diraih SMAN 3 Balikpapan, dan Juara ketiga diraih oleh SMAN 1 Balikpapan. Sedangkan pada Lomba Mading Rupiah 3D dimenangkan oleh SMAN 8 Balikpapan, juara kedua dimenangkan oleh SMKN 2 Balikpapan, dan juara ketiag SMAN 6. Pada lomba Cerdas Cermat dimenangkan oleh SMAN 1 Balikpapan, juara kedua diraih oleh SMKN 3 Balikpapan, dan juara ketiga diraih oleh SMA Muhammadiyah 2 Al Mujahiddin.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Balikpapan Imam Suja’I mengatakan bahwa pihaknya melakukan persiapan khusus terkait dengan kemasan debat dan juga pengayaan materi mengenai literasi keuangan.
“Rahasianya adalah belajar dan terus belajar terus mengenai informasi literasi keuangan, dan peran dan kerjasama pihak pendukung lainnya, tim guru pendamping dan guru ekskul yang melatih mereka agar piawai menyalurkan ide dan kreatifitas dalam hal mensosialisasikan rupiah di kalangan pelajar dan juga masyarakat,” papar Imam.
Imam menjelaskan dalam rangka penguatan nilai mata uang ini, perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga tentang rupiah, tidak hanya perbankan tapi juga bagaiaman cara menyimpan rupiah.
“Kegiatan ini justru tidak menyita waktu mereka, karena mereka sampai saat ini mampu mengatur jadwal mereka. Tentunya dengan dibantu oleh dukungan orang tua, serta guru pendamping,” tutup Imam.