Bisnis.com, JAKARTA - Lokasi calon ibu kota negara (IKN) di Kalimatan Timur teridentifikasi kaya akan keanekaragaman hayati.
Dari hasil kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) sementara yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), data primer dan sekunder menunjukkan bahwa bentang alam kawasan hutan yang dimohon untuk perubahan fungsi, memiliki kondisi hutan sekunder yang produktif sebagai hutan tanaman dan sebagian areal hutan lindung.
Adapun areal hutan lindung tersebut memiliki nilai konservasi tinggi untuk mendukung keanekaragaman hayati dan ekosistem alami.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Agus Justianto mengatakan saat ini ada 2 kawasan lindung yang dikelola untuk tujuan konservasi flora dan fauna yakni di KPPN Gunung Parung Sektor Terunerial yang merupakan areal berkapur dan dihuni burung walet.
Dari aspek konservasi, kata Agus terdapat beberapa jenis flora yang dicatat oleh PT. ITCI Hutani Manunggal (IHM) memiliki status dilindungi serta menjadi ciri khas ekosistem hutan hujan tropis Kalimantan seperti shorea spp., Eusideroxylon zwagerii, aquilaria malaccensis, dryobalanops beccarii., dan agathis sp.
Sementara itu daftar flora dari hasil pengamatan di lapangan tidak ada yang masuk dalam daftar dilindungi. Lokasinya relatif jauh dari hutan tanaman. Sementara di hutan tanaman jenis eksotik seperti akasia dan ekaliptus, juga ditemukan jenis asing invasif seperti ageratum conyzoides, memastikan malabathricum, solanum sp., mimisan pudica, clibadiym surinamensis, Lantamal Camara, dan polygonum chinensis.
Baca Juga
"Sangat dimungkinkan kawasan lindung seperti KPPN seluas kurang lebih 30 ga yang ada di dekat anak sungai Pemaluan, terpapar oleh jenis asing tersebut," ujarnya di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Lebih lanjut, jenis flora yang dilindungi dan terancam punah sebagian besar berada di kawasan lindung. Terutama Gunung Parung dan areal hutan berbukit, kemudian daerah perlindungan satwa liar (DPSL), dan sempadan sungai, serta areal hasil delineasi kajian HCVF.
Selain flora, fauna yang masih sering dijumpai di dalam kawasan lindung dan tanaman antara lain babi hutan, beruk, kijang kuning, Kukang, macan dahan, monyet ekor panjang, owa-owa, rusa, tupai, dan elang brontok.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari PT. IHM, ada 79 jenis yang tercatat berada dalam kawasan konsesi tersebut. Terdiri dari 25 jenis mamalia, 42 jenis burung, dan 12 jenis reptil. Masing-masing memiliki status konservasi berdasarkan IUCN Red Data List 2019, CITES, dan PP 106 Tahun 2017.
Dari hasil kajian di atas, KLHK merekomendasikan agar perubahan fungsi sebaiknya memperhatikan areal yang teridentifikasi memiliki nilai keanekaragaman tinggi dan menjadi tempat hidup bagi jenis flora dan fauna yang perlu dilindungi dan dipertahankan hidupnya.
Menurut Agus perlu disediakan koridor satwa dengan areal kawasan hutan alam yang berdekatan. Yakni dari Gunung Parung disambungkan dengan KPPN dan mendekati areal hutan alam produksi di PT. ITCI Kartika Utama.
"Keberadaan ekosistem hutan karst dengan kuasa sekitar 558 hektare perlu dijaga dan dipertahankan," tegasnya. Kemudian, kawasan lindung dan konservasi tetap dieprtahankan.
Pelaksana tugas Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Wijayanti mengatakan IKN memiliki konsep smart dan green city yang tetap mempertahankan hutan hujan tropis khas Kalimantan. "Landscape IKN mau menunjukkan kota di dalam hutan hujan tropis," sebutnya.
KLHK akan mengembangkan kebun persemian seluas 100 hektare dengan 3 klaster bibit. Persemaian bibit juga akan disalurkan kepada masyarakat.
Untuk menjaga suistanaible atau keberlanjutan, basis dari IKN nantinya efisien terhadap penggunaan karena ketersediaan air di wilayah tersebut sangat bergantung pada hujan.