Bisnis.com, BALIKPAPAN—Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meyakini proyek kereta api yang menjadi proyek perdana di Pulau Kalimantan akan bisa jalan kembali kendati Rusia mengundurkan diri sebagai investor.
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan bahwa pertengahan bulan ini proyek pembangunan akan tetap dilanjutkan. “Sedang dibahas kemungkinan-kemungkinannya. Dan investor mana saja yang tertarik untuk proyek itu. Ada banyak investor yang tertarik,” katanya di Balikpapan.
Isran tidak menyebut siapa investor tersebut. Akan tetapi, perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok, China Railway Liuyuan Group Co, Ltd dikabarkan berminat melanjutkan proyek strategis nasional di Benua Etam tersebut.
“Apabila nantinya Tiongkok jadi atau tertarik maka akan diberikan kemudahan pelayanan,” jelasnya.
Isran menuturkan bahwa apabila Rusia hanya membangun jalur untuk angkutan barang saja, Negeri Tirai Bambu bisa untuk multifungsi, seperti barang dan orang.
Isran berpendapat mundurnya Rusia di tengah jalan karena telah mengalkulasi kembali nilai investasi pembangunan dengan keuntungan yang didapat. “Karena dia menghitung juga kan. Kalau misalnya hanya batu bara saja, mungkin investasinya susah kembali,” ucapnya.
Ketua DPD Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Balikpapan, Faisal Tola, mengatakan bahwa mendukung apapun yang dibangun pemerintah sepanjang menguntungkan masyarakat. Akan tetapi dia mengingatkan agar uji kelayakan pembangunan tetap diperhatikan.
Adanya kereta api tentu membuat metode pengiriman logistik lebih bermacam. Faisal menerangkan bahwa setiap moda memiliki keuntungan dan kelebihannya masing-masing. “Jalur kereta api itu bagus kalau pengiriman barang itu jauh. Itu pasti lebih menguntungkan. Tapi kalau jalurnya pendek, trucking jauh lebih murah,” katanya.