Bisnis.com, SAMARINDA – Program Food Estate yang dikembangkan pemerintah pusat di Kalimantan Tengah (Kalteng) dilanda banjir.
Anggota Komisi II DPRD Kalteng Ina Prayawati menyatakan banjir yang melanda lahan food estate di Kecamatan Dadahup dikarenakan lokasi lahan berada di areal pasang surut.
“Artinya, pemerintah perlu melakukan kajian dan evaluasi apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi lahan kebanjiran. Irigasi menjadi salah satu yang wajib untuk ditelaah dengan sebaik mungkin sehingga dapat diantisipasi. Air yang masuk ke lahan dengan jumlah cukup besar, tentu tidak akan mampu dipompa dengan pompa mini sehingga terjadi kebanjiran,” ujarnya dikutip dari Multi Media Center Diskominfo Kalteng, Kamis (16/2/2021).
Selain itu, lahan yang diproyeksikan menjadi lumbung pangan nasional tersebut juga mengalami kerusakan seluas 88,8 hektare di Desa Tahai Jaya.
Ina menambahkan lahan food estate yang mengalami kerusakan telah dilakukan klaim untuk asuransinya. Kemudian, dia menegaskan bahwa banjir tersebut jangan sampai menjadi penghambat dalam mengembangkan potensi pangan yang ada di Kalteng.
"Karena semuanya memerlukan proses untuk mencapai sebuah keberhasilan," tegasnya.
Adapun, kerusakan yang terjadi tidak berarti membuat program tersebut gagal secara keseluruhan. Namun, hal tersebut menjadi tantangan dalam pengembangan yang lebih baik lagi ke depan.
Ina menilai program food estate yang dilaksanakan pemerintah pusat ini akan berjalan dengan sukses dan Kalteng akan menjadi pihak yang paling diuntungkan di bidang pangan tersebut.
“Berbagai perencanaan yang lebih baik dan lebih matang, tentu dipersiapkan sehingga berbagai skenario terburuk dalam pelaksanaan dan pengembangan food estate dapat ditekan serendah mungkin,” pungkasnya.