Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kenaikan harga ayam potong, cabai rawit dan bawang merah di Kota Balikpapan selama empat minggu terakhir dipicu faktor cuaca hingga sistem kandang yang belum optimal.
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah Kerja Kanwil V Balikpapan Manaek Pasaribu menyatakan informasi awal penyebab distribusi Day Old Chick (DOC) Perusahaan Pembibitan (Breeding Farm) pada tanggal 20 April – 10 Mei 2022 tidak masuk ke peternak, sehingga berdampak pada produksi ayam yang berkurang.
“Kondisi ini berdampak terhadap peningkatan harga daging ayam di tingkat konsumen lebih tinggi dari biasanya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/6/2022).
Dia melanjutkan, perusahaan inti lainnya menyampaikan informasi kenaikan harga ayam lebih disebabkan faktor cuaca dan kualitas air yang kurang baik sehingga pengembangbiakan ayam tidak maksimal terutama terjadi pada bulan April – Juni.
Selain itu, Manaek mengungkapkan bahwa sistem kandang pada peternak mitra perlu diubah dari sistem kandang open house menjadi close house untuk meningkatkan keberhasilan dalam pertumbuhan berat badan ayam potong.
“Seperti yang dilakukan oleh peternak di Pulau Jawa yang sudah menerapkan sistem kandang close house mencapai 70-80 persen dari populasi peternak, sedangkan di Kaltim hanya berkisar 5-10 persen dari populasi peternak yang ada,” ungkapnya.
Berdasarkan data KPPU Kanwil V, harga daging ayam di Pasar Klandasan Kota Balikpapan harga daging ayam mencapai Rp60.000 per ekor atau setara 1,8 kilogram, dimana pada minggu lalu senilai Rp 65.000 per ekor atau setara 1,1 kilogram.
Sementara itu, Harga cabai rawit di Pasar Klandasan terpantau mencapai Rp90.000 hingga Rp120.000 per kilogram, Rabu (28/06/2022).
Adapun, dia menuturkan bahwa penyebabnya antara lain cuaca buruk yang menyebabkan beberapa petani gagal panen dan tingginya permintaan kepada petani, terutama dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang menjadi daerah pemasok utama produk hortikultura ke Kalimantan Timur.