Bisnis.com, BALIKPAPAN - Bank Indonesia membeberkan prediksi atas kondisi perekonomian lima provinsi di Pulau Kalimantan beserta tantangannya pada kuartal akhir 2022 dan sepanjang tahun 2023.
Untuk Provinsi Kaltim, diperkirakan ekonomi tahun 2022 akan meningkat dengan rentang 3,35 persen hingga 4,15 persen (yoy).
"Didorong oleh peningkatan kinerja dari sektor utama seperti lapangan usaha (LU) pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, pertanian, dan perdagangan," dikutip dari Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim, Rabu (11/1/2023).
Kinerja LU pertambangan diharapkan akan positif dengan kondisi tenaga kerja dan alat berat yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dan didukung oleh harga batu bara yang masih tinggi serta permintaan yang cukup kuat.
Untuk Provinsi Kalsel, perekonomian diproyeksikan tumbuh pada rentang 4,62 persen (yoy) sampai dengan 5,42 persen (yoy) yang didorong oleh sektor pertambangan, industri pengolahan, pertanian, dan PHR (Perdagangan, Hotel, dan Restoran).
Selanjutnya, perekonomian Kalbar diproyeksikan tumbuh dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi, meningkatnya aktivitas ekspor CPO, dan sektor transportasi dan pergudangan yang turut mendongkrak kinerja ekonomi. Untuk Kaltara, perekonomian diproyeksikan meningkat akibat kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan.
Baca Juga
Sedangkan, perekonomian Kalteng diproyeksikan meningkat didorong oleh aktivitas masyarakat dan swasta.
Kendati demikian, pertumbuhan kinerja LU pertambangan yang menjadi andalan ekonomi sejumlah daerah di Kalimantan dihadapkan pada tantangan beberapa faktor baik dari sisi domestik maupun global.
Fenomena La Nina yang terjadi pada hampir sepanjang semester I/2022 menyebabkan kondisi cuaca yang kurang kondusif sehingga menghambat produksi batu bara.
Selain itu, kembali meningkatnya kasus Covid-19 di Tiongkok juga berpotensi memberikan tekanan terhadap permintaan batu bara Kaltim mengingat perekonomian dan industri di Tiongkok cenderung 'slow down' guna menerapkan zero covid policy.
Sebelumnya, Bank Indonesia telah merilis kinerja perekonomian tiap provinsi di Pulau Kalimantan periode kuartal III/2022.
Kinerja ekonomi Benua Etam tercatat lebih tinggi dan melanjutkan tren positif yang dibandingkan triwulan sebelumnya dengan laju pertumbuhan sebesar 5,28 persen(yoy) atau lebih tinggi dari periode sebelumnya yang hanya sebesar 3,28 persen (yoy).
Kemudian, sumber utama pertumbuhan berasal dari LU utama yakni pertambangan yang mencatatkan pertumbuhan melebihi kuartal sebelumnya, diikuti sektor konstruksi, perdagangan, dan pertanian.
Sementara itu, LU industri pengolahan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kelima LU tersebut merupakan penggerak utama perekonomian Kaltim dengan total share mencapai 88,83 persen.
Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi di Kaltim itu sejalan dengan potret pertumbuhan ekonomi wilayah Kalimantan yang tumbuh positif sebesar 5,67 persen (yoy) dari 4,25 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Secara umum, berlanjutnya tren positif tersebut disebabkan kinerja positif seluruh LU utama sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat dan meningkatnya aktivitas ekonomi di seluruh provinsi di Pulau Kalimantan.
Secara spasial, tiga provinsi di Kalimantan yakni Kaltim, Kalbar dan Kaltara melanjutkan tren pertumbuhan positif yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, sedangkan dua provinsi lainnya yakni Kalsel dan Kalteng mengalami perlambatan.
Berdasarkan pangsanya, Kaltim masih menjadi provinsi dengan ekonomi terbesar di Kalimantan dengan pangsa mencapai 54,76% terhadap total perekonomian Kalimantan.
Di sisi lain, Gubernur Kaltim Isran Noor menyatakan Pemerintah Provinsi Kaltim terus memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara dengan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim mencapai Rp600 triliun tiap tahunnya. Berdasarkan data yang dihimpun BPS dan Bappeda Kaltim periode 2018 hingga 2022, untuk PDRB rata-rata mencapai Rp600 triliun.
Jika dirinci, PDRB Kaltim 2018 mencapai Rp636 triliun, tahun 2019 senilai Rp652 triliun, tahun 2020 kurang lebih Rp607 triliun, 2021 senilai Rp695 triliun dan kuartal III/2022 sebesar Rp669 triliun. “Inilah bukti kontribusi rakyat Kaltim kepada bangsa dan negara. Bahkan, pada 2013 melalui migas kurang lebih seribu triliun," katanya.
Menjelang akhir masa jabatan di tahun ini, Isran menyebutkan akan terus berupaya membangun Kaltim melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kinerja ekonomi.
Sementara itu, Gubernur Kalbar Sutarmidji memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalbar dapat tumbuh hingga 5 persen pada paruh pertama tahun 2022.
Menurutnya, hal itu dapat terjadi dengan melihat geliat ekonomi Kalbar yang semakin tumbuh setelah terjadinya Herd Immunity atau Kekebalan Kelompok usai memperoleh Vaksin Covid-19 di masyarakat.
"Pada semester I/2022 perkiraan saya ekonomi Kalbar akan tumbuh di atas 4,3-5 persen bahkan bisa lebih, asal larangan ekspor CPO kemarin tidak berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.