Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekerjaan Rumah Besar Pemprov Kaltim Soal Kesehatan Ibu dan Anak

Jumlah kematian ibu dan bayi, misalnya, berdasarkan angka absolut mencapai 73 kematian per tahun pada tahun 2022.
Ilustrasi ibu hamil.
Ilustrasi ibu hamil.

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dinilai masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah terkait penanganan kesehatan yang baik, khususnya kesehatan ibu dan anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Jaya Mualimin menyatakan jumlah kematian ibu dan bayi, misalnya, berdasarkan angka absolut mencapai 73 kematian per tahun pada tahun 2022.

Dia melanjutkan, kasus ini tersebar di 10 kabupaten dan kota se Kaltim, dimana kasus paling banyak berada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 24 kasus dan Samarinda 20 kasus, sementara di daerah lainnya di bawah 5 kasus.

"Pekan depan kita akan melakukan rapat koordinasi dengan dua dinas kesehatan Kutai Kartanegara dan Samarinda," ujarnya yang dikutip, Senin (30/1/2023).

Jaya menambahkan, tahun lalu kematian ibu dan bayi mencapai 168 kasus dan jumlah tersebut disebabkan oleh pandemi Covid-19.

"Tapi kita masih dibawah absolut. Tingginya 80 dan itu sudah rendah, tapi kan kita tidak mau dan harus lebih rendah lagi," katanya.

Untuk itu, dia menyebutkan pada tahun ini pihaknya masih akan fokus menuntaskan kasus kematian ibu dan bayi yang masih tinggi saat ini di Kaltim, termasuk juga penanganan kasus kesehatan lainnya.

"Rencana kita akan fokus dalam penanganan dan penuntasan kematian ibu dan bayi dengan merancang, bagi ibu-ibu yang sedang melahirkan dan punya risiko tinggi dan mau di rujuk, kami siapkan tempatnya yaitu di Bapelkes," sebutnya.

Jaya menjelaskan, penyebab kematian ibu dan bayi kebanyakan disebabkan oleh terlambatnya penanganan, seperti terlambat dalam diagnosa.

Dia mengungkapkan bahwa Dinkes Kaltim akan fokus dalam ANC1 atau konsultasi saat kehamilan ibu, baik konsultasi pertama sampai konsultasi keenam.

"Kita juga membenahi penanganan gizi pada balita, karena berdasarkan survei terbaru kita itu naik 1,1 persen terhadap balita stunting. Kita akan segera membenahinya dan fokus masalah tersebut," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler