Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Pisang Kaltim, Bikin Petani Happy Hingga Alternatif Bagi Kelapa Sawit

Perkebunan pisang di Kaltim memberikan kontribusi tertinggi dalam sektor pertanian dengan kenaikan pendapatan petani sekitar 8 persen.
Perkebunan pisang di Kalimantan Timur (Kaltim) diklaim mampu memberikan kontribusi besar dalam hal ekspor di sektor pertanian dan menjadi alternatif bagi perkebunan kelapa sawit.
Perkebunan pisang di Kalimantan Timur (Kaltim) diklaim mampu memberikan kontribusi besar dalam hal ekspor di sektor pertanian dan menjadi alternatif bagi perkebunan kelapa sawit.

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Perkebunan pisang di Kalimantan Timur (Kaltim) diklaim mampu memberikan kontribusi besar dalam hal ekspor di sektor pertanian dan menjadi alternatif bagi perkebunan kelapa sawit.

Ketua Koperasi Taruna Bina Mandiri Priyanto menyatakan perkebunan pisang di Kaltim memberikan kontribusi tertinggi dalam sektor pertanian dengan kenaikan pendapatan petani sekitar 8 persen.

Priyanto menambahkan, meski produksi turun sekitar 100 ton, kenaikan harga yang signifikan memberikan pengaruh positif pada pendapatan, yaitu dari Rp14.150 pada tahun 2021 menjadi Rp14.800 per kilogram pada 2022.

“Cuma kemarin karena curah hujan tinggi, jadi barang ini enggak bisa maksimal,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (14/3/2023).

Sebagai informasi, Pisang kepok gerecek adalah salah satu varietas pisang kepok yang berasal dari Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur. Pisang ini memiliki ciri khas berkulit hijau dan daging buah berwarna kuning keputihan dan memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lembut.

Di sisi lain, petani menyadari bahwa menanam pisang kepok gerecek menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada sawit.

Menurutnya, petani bisa mendapatkan pendapatan sekitar Rp8,5-9 juta per bulan dari 200 pohon pisang kepok gerecek per hektare.

“Sedangkan, satu petani bisa memiliki lahan seluas 2 hektare hingga 3 hektare.  Akhirnya, petani sekarang berpandangan bahwa tanam pisang itu ternyata menghasilkan lebih dari pada sawit,” terang Priyanto.

Padahal, pendapatan petani sawit kurang lebih Rp4,6 juta per bulan besaran  dengan rata-rata memiliki lahan 4,18 hektare per petani menurut berbagai sumber.

Selain itu, pasar lokal dan luar negeri juga membutuhkan pisang kepok gerecek, sehingga ada potensi besar bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Kemudian, Priyanto berharap bahwa jalan usaha tani bisa diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga dapat meningkatkan potensi usaha pisang kepok krecek.

"Jika kita bisa mengoptimalkan produksi, ada potensi besar untuk menghasilkan surplus produksi," tambahnya.

Pada 2022, koperasi berhasil melakukan ekspor sebesar 1.225 ton ke empat negara, yaitu Malaysia, Taiwan, Singapura, Yunani dengan nilai kontrak mencapai Rp17 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun BPS Kaltim, nilai ekspor hasil pertanian naik 534,18 persen yaitu dari US$0,38 juta menjadi US$2,39 juta Januari 2023. Pada periode ini, peningkatan terbesar terjadi pada golongan barang hasil pertanian yang mencapai 5.587,19 persen dan komoditas hasil tambang yang naik sebesar 187,64 persen. 

Sebagai perbandingan, komoditas hasil tambang tetap menjadi andalan ekspor Kaltim dengan peranan sebesar 75,34 persen periode Januari 2023.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga fokus melakukan penguatan produksi dan pengembangan komoditas pisang kepok gerecek.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim Muhammad Sa'duddin menyatakan pihaknya berencana membangun pabrik-pabrik kecil atau rumah produksi bersama yang menghimpun beberapa komoditas di berbagai kabupaten/kota pada 2024.

"Nanti pabrik kecil itu menstimulus yang lain, supaya kalau ada pabrik terus nanti omsetnya menjadi tambah. Begitu omset yang tambah, petaninya makin memperluas lahan, kalau sudah luas, otomatis investor bisa masuk kan begitu ceritanya gitu," katanya.

Program hilirisasi ini tidak hanya menargetkan komoditas ekspor seperti pisang, tetapi juga komoditas lain seperti nanas di Samboja. Program ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan membuka peluang investasi baru di sektor pertanian.

Provinsi akan fokus meningkatkan ekspor non-migas dan non-batubara, terutama di sektor pertanian, dengan target menghasilkan produk olahan bukan bahan baku. 

"Dalam bentuk pertanian itu yang jelas kelihatan, seperti dari Kutim itu pisang, terus dari Berau itu kakao, itu masih dalam bentuk biji. Jadi kami harapkan nanti mulai 2024 ada hilirisasi," terang Sa'duddin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dispan TPH) Kaltim Siti Farisyah Yana menyatakan pihaknya tengah mengembangkan sentra kawasan pisang khususnya pisang Kepok Gerecek seluas 75 hektare di Kabupaten Kutai Timur pada 2021.

Pemprov memberi bantuan berupa benih 27.000 polybag, herbisida 385 liter dan kapur pertanian 80 kg. Dia memaparkan sentra terbesar pisang di Kalimantan Timur adalah Kabupaten Kutai Timur yang mampu berproduksi sebesar 47.452 ton pada tahun 2019 dan meningkat 49.559 ton pada 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper