Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menurut Ahli, Pembangunan IKN Diproyeksi Timbulkan 1,6 Juta Ton Emisi CO2

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) diproyeksi menghasilkan emisi hingga 1,6 juta ton. 
Foto udara suasana proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (28/2//2023). Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Foto udara suasana proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (28/2//2023). Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) diproyeksi menghasilkan emisi hingga 1,6 juta ton. 

Staf Khusus Gubernur Kalimantan Timur Bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim Stepi Hakim menyatakan baik pemerintah pusat dan provinsi penting untuk meningkatkan kepekaan terhadap rasa kepemilikaan lahan dan potensi lingkungannya dalam upaya menurunkan emisi tersebut. 

Kendati demikian, Stepi menambahkan Kaltim berhasil menurunkan emisi sebesar 31,9 juta ton, melampaui target penurunan emisi nasional sebesar 22 juta ton selama tahun 2019 hingga 2020

"Kami harap semua provinsi memiliki semangat yang sama," ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (7/6/2023).

Sementara itu, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna A. Safitri, menegaskan komitmen OIKN dalam melakukan transformasi model ekonomi tidak berfokus pada ekstraksi sumber daya alam, melainkan pada jasa lingkungan melalui pengembangan klaster industri. 

"Kami di jajaran pimpinan IKN sangat berkomitmen melakukan pembangunan rendah karbon, tidak hanya di sektor lingkungan hidup, tetapi di semua sektor," tegasnya.

CEO PT Rimba Makmur Utama Dharsono Hartono mengungkapkan bahwa dalam menghadapi tantangan ini, transparansi dan kredibilitas tinggi menjadi penting.

"Pemerintah, dalam hal ini Otorita IKN, harus siap untuk bersikap transparan dan memiliki dasar ilmiah yang kuat," ungkapnya. 

Terkait bisnis kredit karbon, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan karbon selama lebih dari 15 tahun ini, memaparkan bahwa Otorita IKN berhak mengadopsi metode yang sudah ada, seperti dari Verra, dan mengombinasikannya dengan pendekatan yang sesuai .

Adapun, CEO Verra David Antonioli menekankan pentingnya Otorita IKN memilih kerangka kerja yang sesuai untuk mencapai IKN Netral Karbon. 

"Pemanfaatan aset secara maksimum dengan mempertimbangkan fleksibilitas dan kontrol terhadap pembiayaan sangat penting," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper