Bisnis.com, BALIKPAPAN — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya meningkatkan daya tarik investasi.
Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto, menyatakan salah satu langkah yang dilakukan adalah menyusun rencana investasi atau investment ready to offer (IPRO) untuk dua kabupaten, yaitu Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar).
Menurutnya, IPRO merupakan salah satu strategi untuk menawarkan peluang investasi yang potensial dan siap dilaksanakan kepada calon investor.
"Kami berharap pada akhir tahun ini, akan ada lebih banyak IPRO yang siap ditawarkan. Ini menjadi sangat penting untuk menarik calon investor ke Kaltim," ujar Puguh.
Puguh menjelaskan, saat ini tim konsultan sedang melakukan kajian untuk menentukan sektor-sektor utama yang akan dijadikan IPRO di Mahulu dan Kubar. Hasil kajian tersebut diperkirakan akan selesai pada bulan November mendatang.
"Kami memiliki target akhir tahun ini, dan tahun depan kami akan mempersiapkan beberapa rencana IPRO lagi. Kami juga menerima rencana investasi dari Kementerian Investasi," tambahnya.
Baca Juga
Puguh mengatakan, IPRO yang dibuat berlandaskan rencana mendorong ekonomi berkelanjutan di Benua Etam, termasuk green economy dan blue economy. Selain itu, DPMPTSP Kaltim juga akan mempercepat proses hilirisasi sektor pertambangan dan smelter.
"Saat ini, kami sedang mengupayakan proses-proses hilir dalam sektor pertambangan," katanya.
Selain IPRO dan hilirisasi, DPMPTSP Kaltim juga sedang fokus pada pengembangan kemitraan antara usaha besar dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta koperasi.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa dampak positif dari investasi tidak hanya dirasakan oleh investor, tetapi juga oleh masyarakat di sekitarnya.
"Kami sedang merancang pendekatan geospatial untuk ini, dan pilot project kami berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Tahun depan, kami akan menambahkan empat lokasi lainnya di berbagai kabupaten dan kota," ungkap Puguh.
Puguh menambahkan, DPMPTSP Kaltim akan terus mengevaluasi dampak positif investasi terhadap pengembangan makroekonomi dan penguatan sektor UMKM. Ini juga sejalan dengan program Kementerian UMKM dan Koperasi.
Dia berharap pada tahun 2025, seluruh wilayah akan menerapkan kemitraan ini dengan adanya sinergi dan kolaborasi yang lebih baik.