Bisnis.com, BALIKPAPAN –– Kalimantan Timur menghadapi penurunan nilai tukar petani (NTP) sebesar 1,21% menjadi 136,10 dibandingkan bulan April pada Mei 2024.
Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur Yusniar Juliana menyatakan penurunan NTP, yang merupakan indikator daya beli petani, disebabkan oleh penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,55%.
“Sementara indeks harga yang dibayar petani hanya turun 0,35%,” ujarnya dalam rilis, Senin (3/6/2024).
Kemudian, dia menyebutkan empat dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP, dengan subsektor tanaman pangan tercatat penurunan terbesar sebesar 1,84%.
Subsektor hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan perikanan juga mengalami penurunan. Sebaliknya, subsektor peternakan mencatat kenaikan sebesar 1,48%.
Penurunan NTP ini seperti dua sisi mata uang, di satu sisi mengindikasikan tantangan yang dihadapi petani dalam meningkatkan pendapatan. Di sisi lain, ini juga menjadi peluang untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi di sektor pertanian.
Baca Juga
Dalam skala nasional, dari 38 provinsi yang dihitung NTP-nya, 16 provinsi mengalami kenaikan sementara 22 provinsi mengalami penurunan.
Adapun, dia menuturkan bahwa Kalimantan Timur mencatat penurunan terdalam di antara provinsi di Pulau Kalimantan.
“Provinsi Kalimantan Timur mengalami penurunan terdalam sebesar 1,21%, kemudian diikuti Provinsi Kalimantan Barat yang turun sebesar 1,05%, Provinsi Kalimantan Tengah turun sebesar 0,64%, dan Provinsi Kalimantan Selatan turun sebesar 0,29%. Sedangkan Provinsi Kalimantan Utara mengalami kenaikan NTP sebesar 0,68%,” pungkasnya.