Bisnis.com, BALIKPAPAN — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan memperkirakan awal musim kemarau akan terjadi pada Agustus tahun ini.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandara SAMS Sepinggan Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih singkat. Hal ini disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas sedang yang masih terjadi di beberapa wilayah.
"Musim kemarau di Kaltim diperkirakan akan dimulai pada dasarian pertama Agustus 2024, yang mencakup periode antara 1 hingga 10 Agustus," ujarnya yang dikutip, Selasa (30/7/2024).
Kaltim, yang letaknya dekat dengan garis khatulistiwa, biasanya mengalami musim kemarau yang lebih singkat dibandingkan dengan Pulau Jawa. Kendati demikian, dia menyebutkan musim kemarau di Kaltim tetap diwarnai dengan hujan.
"Kondisi ini disebabkan oleh karakteristik iklim tropis Kaltim yang cenderung mengalami hujan secara sporadis meskipun musim kemarau telah tiba," sebutnya.
Dia menambahkan, enam kabupaten/kota yang akan memasuki awal musim kemarau adalah Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, Kutai Kartanegara (Kukar), Samarinda, dan Berau.
Baca Juga
Kukuh juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi selama musim kemarau.
Dia memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, meskipun musim kemarau sudah dimulai. Hujan dengan intensitas menengah masih bisa terjadi hingga pertengahan Agustus 2024, yang menimbulkan risiko tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang.
Dia menyoroti pentingnya kesiapan menghadapi perubahan cuaca yang mendadak. "Perubahan ini dapat menyebabkan hujan lebat disertai petir, angin kencang, bahkan puting beliung akibat awan cumulonimbus yang terbentuk," ungkapnya.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memantau perkembangan cuaca secara berkala dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan perubahan cuaca yang ekstrem.
"Masyarakat bisa meng-update informasi terbaru dalam menghadapi perubahan cuaca. Ini bisa menjadi langkah mitigasi bencana. Dengan adanya informasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi perubahan cuaca yang mungkin terjadi serta mengurangi risiko," pungkasnya.