Bisnis.com, BALIKPAPAN — Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Barat (Kalbar) diproyeksikan menjadi dua wilayah yang akan mengalami hujan persisten selama sepekan ke depan.
“Kaltim dan Kalbar menjadi dua wilayah di Kalimantan yang akan menjadi spot hujan persisten selama seminggu mendatang,” tulisnya dalam akun @Eyulihastin, Minggu (18/8/2024).
Potensi ini, menurutnya, harus diwaspadai oleh pemerintah daerah setempat, mengingat risiko banjir yang dapat meluas.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Balikpapan memprediksi bahwa awal musim kemarau di Kaltim akan terjadi pada Agustus 2024.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandara SAMS Sepinggan, Kukuh Ribudiyanto, menyatakan bahwa musim kemarau tahun ini kemungkinan akan lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas sedang yang masih terjadi di beberapa wilayah.
"Musim kemarau di Kaltim diperkirakan akan dimulai pada dasarian pertama Agustus 2024, yang mencakup periode antara 1 hingga 10 Agustus," ujarnya.
Baca Juga
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa karakteristik iklim tropis di Kaltim membuat hujan sporadis tetap mungkin terjadi selama musim kemarau.
Selain itu, Kukuh menambahkan bahwa enam kabupaten/kota di Kaltim, yaitu Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Balikpapan, Kutai Kartanegara (Kukar), Samarinda, dan Berau, akan memasuki awal musim kemarau secara serentak. Namun, dia menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana yang mungkin muncul, terutama cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan tanah longsor, banjir, hingga pohon tumbang.
Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan bersiap menghadapi kemungkinan cuaca ekstrem yang dapat datang tanpa diduga. Pemantauan berkala sangat dianjurkan guna mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.