Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impak RDMP Balikpapan Bagi Pengembangan UKM di Kaltim

Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan menjadi katalis penting dalam peningkatan ekonomi lokal dalam beberapa tahun terakhir.
Suratno, sedang melayani pembeli di warung miliknya. Bersama istrinya, dia telah berjualan lebih dari 5 tahun di sekitar proyek RDMP Balikpapan.
Suratno, sedang melayani pembeli di warung miliknya. Bersama istrinya, dia telah berjualan lebih dari 5 tahun di sekitar proyek RDMP Balikpapan.

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan menjadi katalis penting dalam peningkatan ekonomi lokal dalam beberapa tahun terakhir. 

Jamal, seorang pengemudi angkot yang telah menjadi pengemudi setia pekerja RDMP selama lebih dari setahun, menyebutkan telah merasakan manfaat langsung dari RDMP.

"Saya menyewa angkot saya dengan tarif sebulan Rp3 juta, dibayar per bulan. Ini berarti sekitar Rp100 ribu per hari untuk perjalanan bolak-balik," ujarnya.

Jamal menambahkan, angkot-angkot ini sangat dibutuhkan oleh para pekerja, dimana 30 unit telah tercatat melayani sesuai dengan jalur dan mess proyek. 

“Ini yang bayar kantor mereka, jadi mereka tinggal pakai saja. Sebagai driver, saya dan teman-teman merasa terbantu (dengan adanya RDMP), soalnya jelas uangnya," tambahnya. 

Setali tiga uang, Suratno, seorang pedagang makanan, turut mengalami kenaikan pendapatan dengan menjual berbagai menu seperti es kelapa, soto, rawon, lalapan, dan gado-gado di sekitar proyek RDMP Balikpapan. 

"Pendapatan harian saya masih bisa mencapai Rp700.000 hingga Rp800.000. Di awal proyek RDMP, saya bisa mendapatkan hingga Rp1,2 juta sehari," terang Suratno.

Tak mau ketinggalan, Sari Nurhayati, seorang warga Kelurahan Karang Jati ikut merasakan manfaat ekonomi dari proyek yang berlokasi hanya beberapa puluh meter dari tempat tinggalnya. 

"Saya mulai menyewakan kos dari awal proyek RDMP pada tahun 2019 dan semua kamar kos saya penuh. Awalnya ada lima kamar, satu kamar bisa diisi tiga sampai empat orang dan satu kamar Rp700.000," jelas Sari. 

Selain itu, usaha jualan makanannya kepada pekerja RDMP memberikan pendapatan harian hingga mencapai Rp1,5 juta. 

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur yang mewajibkan penggunaan produk usaha kecil dan menengah (UKM) dalam operasional industri. 

Dengan strategi ini, Penjabat (Pj.) Gubernur Kaltim Akmal Malik berharap kesejahteraan dan daya saing UKM lokal akan semakin baik. 

Selain itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya memperkuat daya saing para pelaku UMKM melalui pendidikan dan pelatihan.

Dia menyebutkan, langkah ini melibatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, kualitas produk, dan ekspansi pasar yang muncul melalui peluang dari berbagai industri yang ada di Kaltim, khususnya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Jika dirinci, program ini mencakup pelatihan, bimbingan teknis, dan sertifikasi kompetensi untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal. 

"Kami juga akan memprioritaskan sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan standarisasi produk untuk memastikan produk UKM bisa bersaing," terang Akmal. 

Demi menjaga momentum ini, pemerintah akan mengadakan pameran, benchmarking, dan business matching dengan buyer domestik maupun internasional. 

Di sisi lain, RDMP Balikpapan tidak hanya memberikan penghidupan bagi warga sekitar, tetapi juga menjadi tulang punggung ekonomi daerah dengan kontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja. 

Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Balikpapan, Asep Sulaeman mengungkapkan bahwa total tenaga kerja yang terserap mencapai 13.822 orang, dengan target penyerapan tambahan sebanyak 600 pekerja operasi hingga minggu ke 4 September 2024. 

“Total jam kerja aman yang mencapai adalah 91,7 juta jam,” terang Asep.

Sinergi Perlu Dijaga 

Lebih lanjut, Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman Purwadi, menjelaskan sinergi antara sektor industri dan pemerintah daerah (pemda) menjadi krusial bagi pemberdayaan UMKM Kalimantan Timur. 

“Tantangan utama adalah memastikan UMKM dapat mengikuti standar yang diperlukan untuk bekerja sama dengan industri. Misalnya kebutuhan dasar seperti telur dan sayur,” jelasnya. 

Dia menambahkan, UMKM harus diberikan kesempatan nyata untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan kesempatan yang setara. 

“Masalah utama yang dihadapi UMKM adalah kurangnya pengetahuan mengenai standar industri,” tegasnya. 

Menurut Purwadi, ini turut menjadi penghalang utama dalam upaya menjalin kemitraan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 

Kendati demikian, dia menyebutkan dampak positif dari industri terhadap UMKM sekitar tidak diragukan lagi. Namun, ini harus disiasati dengan baik oleh pemda guna memastikan pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan. 

Adapun, dia berharap akan ada titik-titik pertumbuhan baru industri yang dapat mendukung transformasi ekonomi dan pariwisata di Benua Etam. 

“Kualitas penduduk Kaltim juga harus diperbaiki. Pembangunan yang merata bukan hanya fisik, tetapi juga mencakup pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas,” pungkasnya.

Sebagai informasi, proyek RDMP diinisiasi oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berfungsi untuk meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk dan kompleksitasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper