Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kinerja ekonomi Balikpapan tahun 2025 diproyeksikan akan terus melanjutkan tren positif seiring target pertumbuhan nasional sebesar 8% diakhir masa jabatan Prabowo-Gibran.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Balikpapan, Robi Ariadi menyatakan hal ini didorong oleh solidnya permintaan domestik dan serangkaian kebijakan pemerintah yang pro terhadap pertumbuhan.
Kendati demikian, Robi turut menyoroti bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global yang berpotensi menguji resiliensi ekonomi Kota Minyak.
“Konsumsi rumah tangga diprediksi tetap menjadi mesin penggerak ekonomi, seiring dengan stimulus kebijakan fiskal yang berkelanjutan dan derasnya gelombang investasi,” ujarnya baru-baru ini.
Sebagaimana diketahui, Kalimantan Timur (Kaltim) masih menjadi kontributor utama PDRB Kalimantan, dengan sumbangan hampir separuh dari total PDRB pulau Kalimantan.
Namun demikian, kebijakan tarif dan pajak Amerika Serikat, serta isu imigrasi, dipandang sebagai sesuatu yang perlu diwaspadai.
Baca Juga
Lebih lanjut, kemenangan Indonesia dalam sengketa sawit di World Trade Organization (WTO) menjadi sinyal positif bagi Kalimantan Timur.
Keputusan ini diharapkan dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi ekspor sawit Kaltim, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah.
Tak pelak, relasi dagang dengan mitra internasional, terutama Tiongkok, akan memainkan peran krusial dalam dinamika perekonomian Balikpapan.
Lebih lanjut, Robi menyoroti potensi dampak relokasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) terhadap sektor Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).
"Pergeseran alokasi anggaran ini, khususnya jika berimplikasi pada pemangkasan perjalanan dinas, masih dikaji secara mendalam dampaknya terhadap kunjungan MICE ke Balikpapan” katanya.
Menurutnya, sektor ini memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah, sehingga perlu ada mitigasi yang tepat jika terjadi penurunan aktivitas.
Di sisi lain, angin segar terus berhembus dari sektor industri pengolahan yang masih menjadi ujung tombak perekonomian Balikpapan dengan kontribusi hingga 47% terhadap PDRB.
Selain itu, dia menyebutkan sektor konstruksi pun turut menunjukkan geliat, terutama didorong oleh proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) yang masif.
Namun, ke depan, fokus pengembangan sektor konstruksi diprediksi akan bergeser ke infrastruktur gas, seiring dengan arah kebijakan energi nasional.
Adapun, Robi menuturkan kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan memberikan dampak signifikan bagi Balikpapan, khususnya pada sektor transportasi dan pergudangan.
Arus keluar masuk orang dan barang yang meningkat pesat menjadi berkah tersendiri bagi sektor-sektor ini.